Gunung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gunung Ararat, dilihat dari Khor Virap, Armenia
Pemandangan Alpen Prancis di Haute-Savoie dengan La Tournette di latar belakang
Gunung tertinggi di Indonesia kawasan lautan, Piramida Carstensz, atau kini dikenal dengan Puncak Jaya, Papua
Zugspitze, gunung tertinggi Jerman, dilihat dari Eibsee

Gunung adalah bagian kerak bumi yang lebih tinggi dari area di sekitarnya. Gunung biasanya memiliki sisi curam yang secara signifikan menyingkap batuan dasarnya. Gunung berbeda dari dataran tinggi karena memiliki daerah puncak yang terbatas, gunung lebih besar dari sebuah bukit, biasanya memiliki ketinggian setidaknya 300 meter (1.000 kaki) di atas tanah sekitarnya. Beberapa gunung adalah puncak yang berdiri sendiri tetapi sebagian besar merupakan bagian dari rangkaian pegunungan.[1]

Pegunungan terbentuk melalui kekuatan tektonik, erosi, atau aktivitas vulkanik,[1] yang bekerja pada skala waktu hingga puluhan juta tahun.[2] Begitu pembentukan gunung berhenti, gunung-gunung perlahan-lahan akan semakin landai melalui aksi pelapukan, melalui kemerosotan, serta bentuk-bentuk pemborosan massal lainnya, serta melalui erosi oleh sungai dan gletser.

Ketinggian di pegunungan menghasilkan iklim yang lebih dingin daripada di permukaan laut pada garis lintang yang sama. Iklim yang lebih dingin ini sangat mempengaruhi ekosistem pegunungan: ketinggian gunung yang berbeda-beda menjadi habitat tumbuhan dan hewan yang berbeda pula. Karena medan dan iklim yang kurang ramah, gunung cenderung lebih sedikit digunakan untuk pertanian dan lebih banyak untuk ekstraksi sumber daya, seperti pertambangan dan penebangan, atau dijadikan tempat rekreasi, seperti mendaki gunung dan bermain ski.

Gunung tertinggi di Bumi adalah Gunung Everest di Himalaya, Asia, yang puncaknya mencapai ketinggian 8.850 m (29.035 ft) di atas permukaan laut rata-rata. Gunung tertinggi di antara semua planet Tata Surya adalah Olympus Mons di Mars dengan ketinggian 21.171 m (69.459 ft).

Sinonim dari gunung adalah ancala[3], giri[4], argo[5], dolok[6], meru[7], ardi[8], atau jabal[9].

Definisi[sunting | sunting sumber]

Definisi Program Lingkungan PBB tentang "lingkungan pegunungan" mencakup salah satu dari beberapa kriteria berikut:[10]:74

  • ketinggian minimal 2.500 m (8.202 kaki);
  • ketinggian minimal 1.500 m (4.921 kaki), dengan kemiringan lebih dari 2 derajat;
  • ketinggian minimal 1.000 m (3.281 kaki), dengan kemiringan lebih dari 5 derajat;
  • ketinggian minimal 300 m (984 kaki), dengan kisaran ketinggian 300 m (984 kaki) dalam jarak 7 km (4,3 mil).

Dengan menggunakan definisi ini, pegunungan meliputi 33% Eurasia, 19% Amerika Selatan, 24% Amerika Utara, dan 14% Afrika.[10]:14  Secara keseluruhan, 24% daratan di Bumi merupakan pegunungan.[11]

Gunung adalah suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya jauh lebih tinggi daripada tanah-tanah di daerah sekitarnya. Gunung pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan bukit, tetapi bukit di suatu tempat bisa jadi lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang disebut gunung di tempat yang lain. Gunung pada umumnya memiliki lereng yang curam dan tajam atau bisa juga dikelilingi oleh puncak-puncak atau pegunungan. Pada beberapa ketinggian gunung bisa memiliki dua atau lebih iklim, jenis tumbuh- tumbuhan, dan kehidupan yang berbeda.

Sebenarnya tidak ada definisi umum untuk gunung. Ketinggian, volume, relief, kecuraman, jarak dan kontinuitas dapat dijadikan kriteria dalam mendefinisikan gunung. Menurut KBBI, definisi gunung adalah "Bukit yang sangat besar dan tinggi (biasanya tingginya lebih dari 600 m)".[12]

Geologi[sunting | sunting sumber]

Terdapat tiga jenis tipe utama dari gunung. Gunung api, gunung lipatan, dan gunung patahan.[13] Ketiga tipe ini terbentuk dari lempeng tektonik ketika bagian dari kerak bumi bergerak, roboh dan tenggelam. Tenaga endogen, pengangkatan isotasi dan intrusi magma mengangkat lapisan batuan ke atas dan membentuk sebuah dataran yang lebih tinggi dari dataran sekitar. Ketinggian dari pengangkatan ini membentuk bukit, jika bukitnya lebih tinggi dan lebih curam maka terbentuklah gunung. Pegunungan utama cenderung terbentuk dalam garis panjang yang menandakan batas dan aktivitas sebuah lempeng tektonik.

Iklim[sunting | sunting sumber]

Iklim di pegunungan menjadi lebih dingin setiap naiknya ketinggian. Hal ini terjadi disebabkan pemanasan bumi oleh matahari yang terjadi secara radiasi.[14] Matahari memanaskan daratan secara radiasi. Sementara itu, efek rumah kaca berfungsi bagaikan selimut yang merefleksikan kembali panas ke bumi. Jika efek rumah kaca ini tidak ada, maka panas tersebut akan kembali ke ruang angkasa. Efek rumah kaca ini yang menyebabkan udara di dataran rendah terasa hangat. Ketika ketinggian bertambah, efek rumah kaca berkurang, sehingga temperature sekitar menurun.[15]

Gunung dalam bahasa daerah[sunting | sunting sumber]

Terdapat banyak sekali penyebutan untuk "gunung" dalam bahasa daerah di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Jackson, Julia A., ed. (1997). "Mountain". Glossary of geology (edisi ke-Fourth). Alexandria, Viriginia: American Geological Institute. ISBN 0922152349. 
  2. ^ Levin, Harold L. (2010). The earth through time (edisi ke-9th). Hoboken, N.J.: J. Wiley. hlm. 83. ISBN 978-0470387740. 
  3. ^ (Indonesia) Arti kata ancala dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  4. ^ (Indonesia) Arti kata giri dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  5. ^ (Indonesia) Arti kata argo dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  6. ^ (Indonesia) Arti kata dolok dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  7. ^ (Indonesia) Arti kata meru dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  8. ^ (Indonesia) Arti kata ardi dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  9. ^ (Indonesia) Arti kata jabal dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  10. ^ a b Blyth, S.; Groombridge, B.; Lysenko, I.; Miles, L.; Newton, A. (2002). "Mountain Watch" (PDF). UNEP World Conservation Monitoring Centre, Cambridge, UK. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 11 May 2008. Diakses tanggal 17 February 2009. 
  11. ^ Panos (2002). "High Stakes" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 June 2012. Diakses tanggal 17 February 2009. 
  12. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-19. Diakses tanggal 2021-10-21. 
  13. ^ "Chapter 6: Mountain building". Science matters: earth and beyond; module 4. Pearson South Africa. 2002. hlm. 75. ISBN 0-7986-6059-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2015-09-26. 
  14. ^ Lazaridis, Mihalis (2010). First Principles of Meteorology and Air Pollution. Springer. hlm. 70. ISBN 978-9400701618. 
  15. ^ Lutgens, Frederick K.; Tarbuck, Edward J. (1998). The Atmosphere: An Introduction to Meteorology. Prentice Hall. hlm. 15–17, 30–35, 38–40. ISBN 0-13-742974-6. 
  16. ^ kamuslengkap.com. "Arti kata gunung dalam Kamus Lengkap Indonesia-Aceh - Kamus Bahasa Daerah Indonesia - Kamus Indonesia-Aceh". Kamus Lengkap Indonesia-Aceh - Kamus Bahasa Daerah Indonesia. Diakses tanggal 2024-01-14. 
  17. ^ "Deleng Sinabung dalam Ingatan". Republika Online. 2016-06-20. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-12. Diakses tanggal 2022-06-05. 
  18. ^ "Arti kata Dolok di Masyarakat Batak Toba". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2021-12-25. 
  19. ^ Kamus Umum Basa Sunda (dalam bahasa Basa Sunda). Penerbit TARATE. 1995. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]