Nue
Nue (
Menurut Riwayat Heike (
Terdapat cerita tambahan di versi lainnya, bangkai nue terapung sampai ke suatu tanjung, dan penduduk lokal menguburkannya karena takut menerima kutukan. Gundukan tanah di dekat tanjung masih ada sampai kini dan diyakini sebagai kuburan yang dibuat bagi nue tersebut.[3]
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Kata nue muncul dalam sastra Jepang yang tertua. Kutipan yang memuatnya antara lain dalam Kojiki (712) dan Wamyō Ruijushō (sekitar 934). Penggunaan aksara Man'yōgana, dalam ejaan terdahulu ditulis nuye. Meski demikian, pada masa itu, kata tersebut mengandung pengertian semantik yang berbeda. Kata itu juga mengacu kepada sejenis burung yang disebut anis putih.
Pada abad ke-13, Riwayat Heike memuat catatan mengenai makhluk yang disebut nue. Di samping berkepala monyet, bertubuh tanuki, berkaki macan, dan berekor ular, ia juga bersuara seperti anis putih.
Sekitar tahun 1435, Zeami Motokiyo menulis lagu Noh berjudul Nue yang menceritakan kisah dalam Riwayat Heike.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Cavallaro, Dani (2010), Magic as Metaphor in Anime: A Critical Study, McFarland, hlm. 88, ISBN 0-7864-4744-3 ("[[Google Books]]". Diakses tanggal 2011-4-26. Konflik URL–wikilink (bantuan))
- ^ Rosen, Brenda (2009), The Mythical Creatures Bible: The Definitive Guide to Legendary Beings, Sterling, hlm. 107, ISBN 1-4027-6536-3 "[[Google Books]]". Diakses tanggal 2011-4-26. Konflik URL–wikilink (bantuan)
- ^ Obakemono.com (20 Agustus 2006). "Nue: The Obakemono project". Diakses tanggal 2007-1-21.