Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BREN Masuk PPK FCA, Saham-Saham Prajogo Pangestu Masih Layak Beli?

Mengukur kelayakan beli saham-saham milik Prajogo Pangestu usai BREN masuk papan pemantauan khusus full call auction (PPK FCA).
Mengukur kelayakan beli saham-saham milik Prajogo Pangestu usai BREN masuk papan pemantauan khusus full call auction (PPK FCA)./baritopacific
Mengukur kelayakan beli saham-saham milik Prajogo Pangestu usai BREN masuk papan pemantauan khusus full call auction (PPK FCA)./baritopacific

Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham milik konglomerat Prajogo Pangestu tengah menjadi sorotan investor, terutama PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang masuk papan pemantauan khusus full call auction (PPK FCA).

Vice President Infovesta Wawan Hendrayana menyarankan investor untuk melihat aspek fundamental, prospek bisnis dan likuiditas, terutama dari saham-saham Prajogo Pangestu. Sebab, setiap investor memiliki kriteria investasi yang berbeda.

Menurut Wawan, secara fundamental saham Prajogo Pangestu sejatinya juga memberikan profitabilitas dan memiliki prospek bisnis menjanjikan, sehingga menarik investor. Namun, terkait valuasi memang tergantung persepsi investor terhadap prospek saham dari Grup Barito tersebut.

"Secara likuiditas dengan berlakunya PPK FCA maka menjadi sangat terpengaruh. Sehingga kembali lagi kepada keputusan investor apakah dapat menerima risiko likuiditas tersebut," ujar Wawan kepada Bisnis, dikutip Jumat (7/6/2024).

Sebagai pengingat, Bursa Efek Indonesia (BEI) menjebloskan saham BREN milik konglomerat Prajogo Pangestu ke PPK full call auction pekan lalu, pada Rabu (29/5/2024).

Pada perdagangan hari ini, Jumat (7/6/2024) pukul 10.50 WIB, saham BREN kembali ambles 9,70% atau 650 poin ke level Rp6.050 per saham, dan selama sepekan ambles 26,44%. Kapitalisasi pasar BREN pun juga ikut menyusut menjadi Rp809,41 triliun.

Padahal, sebelumnya saham BREN sempat memiliki kapitalisasi pasar tertinggi di Bursa sebesar Rp1.500 triliun, bahkan menyalip BBCA milik Hartono bersaudara.Perlu diketahui, saham-saham Prajogo Pangestu lainnya juga memiliki kapitalisasi pasar jumbo.

Misalnya, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dengan market cap sebesar Rp764,16 triliun, diikuti PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) sebesar Rp91,87 triliun. Kemudian, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) memiliki market cap sebesar Rp87,41 triliun, diikuti PT Petrosea Tbk. (PTRO) yang sebesar Rp8,09 triliun.

"Kalau hanya 5 saham Prajogo Pangestu saja, [bobot terhadap IHSG] sekitar 16,5% dengan market cap per 5 Juni 2024," ujar Wawan.

Ditinjau secara valuasi, saham BREN memiliki price to earning ratio (PER) 443 kali, dan Price to Book Value (PBV) 107,93 kali. Kemudian, saham TPIA memiliki PER -354,99 kali, dan PBV 17,35 kali.

Selanjutnya, saham BRPT memiliki PER 162,68 kali, dan PBV 3,40 kali. Diikuti CUAN dengan PER 45,67 kali dan PBV 39,55 kali, serta PTRO dengan PER 778,79 kali dan PBV 2,19 kali.

Terkait proyeksi IHSG, Wawan memprediksi hingga akhir 2024 indeks komposit dapat menyentuh level 7.600. Sentimen utamanya adalah ekspektasi terhadap suku bunga dan juga politik, di mana pada asumsi awal suku bunga dapat turun pada kuartal II/2024 sehingga market mencetak all time high pada medio Maret 2024.

Namun, inflasi yang masih tinggi di AS membuat proyeksi ini meleset, data-data makro yang dibawah ekspektasi juga membuat beberapa emiten besar terkoreksi seperti penjualan otomotif yang menurun. Pasar juga akan mencermati dinamika politik terkait kebijakan ekonomi yang sekiranya akan diambil oleh pemerintah ke depan oleh presiden terpilih.

"Terkait suku bunga dipercaya memang akan turun, hanya mundur, sedangkan kepastian kebijakan ekonomi akan didapatkan setelah Prabowo melantik kabinetnya, saya melihat market akan kembali bergairah pada kuartal IV/2024," pungkas Wawan.

Adapun, Bank Sentral AS Federal Reserve masih menahan suku bunga acuan di level 5,25%-5,5%. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga di level 6,25%.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper