(Translated by https://www.hiragana.jp/)
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/12386 のHTMLバージョンです。
Googleではファイルを自動的じどうてきにHTMLに変換へんかんして保存ほぞんしています。
Nilai-Nilai Pendidikan Islam di Zaman Nabi Muhammad dan Relevansinya dengan Zaman Sekarang
Page 1
ISSN: 2614-6754 (print)
ISSN: 2614-3097(online)
Halaman 341-349
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Jurnal Pendidikan Tambusai
341
Nilai-Nilai Pendidikan Islam di Zaman Nabi Muhammad dan
Relevansinya dengan Zaman Sekarang
Cisia Padila1, Tegu Reski Amanah2, Pela Safni3, Zulmuqim4, Fauza Masyhudi5
1,2,3,4,5 Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
e-mail: 2320010009@uinib.ac.id1, 2320010010@uinib.ac.id2,
2320010048@uinib.ac.id3, zulmuqim@uinib.ac.id4, fauzamasyhudi@uinib.ac.id5
Abstrak
Pendidikan Islam pada zaman Nabi tidak hanya mengajarkan aspek keagamaan, tetapi juga
melibatkan nilai-nilai moral, sosial, dan etika yang memainkan peran sentral dalam
membentuk karakter umat Islam. Pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad
menekankan pada pentingnya pengetahuan, keadilan, kesederhanaan, dan etika dalam
setiap aspek kehidupan. Artikel ini mencoba menghubungkan nilai-nilai tersebut dengan
tantangan dan tuntutan zaman modern, di mana teknologi dan globalisasi memainkan peran
penting dalam membentuk dinamika masyarakat. Salah satu aspek utama yang dijelaskan
dalam artikel ini adalah nilai-nilai moral, seperti kejujuran, amanah, dan kasih sayang yang
dipegang teguh oleh Nabi Muhammad dan dianggap sebagai landasan utama dalam
membentuk karakter seorang Muslim. Artikel ini juga menyoroti relevansi nilai-nilai sosial
Islam, seperti persaudaraan, kepedulian sosial, dan pengentasan kemiskinan, dalam
mengatasi tantangan sosial yang dihadapi oleh masyarakat modern. Pentingnya pendidikan
dalam Islam dan metode pengajaran yang digunakan oleh Nabi Muhammad juga menjadi
fokus pembahasan. Artikel ini mencoba menganalisis bagaimana model pendidikan Islam
pada masa Nabi dapat diadaptasi dan diterapkan dalam sistem pendidikan kontemporer
untuk menghasilkan individu yang berakhlak dan berkualitas. Dengan merenungkan kembali
nilai-nilai pendidikan Islam di zaman Nabi Muhammad, artikel ini berusaha menawarkan
perspektif yang dapat menginspirasi pengembangan model pendidikan yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam dalam rangka mencapai kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di zaman
sekarang. Artikel ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis library
research yang menekankan pada analisis mendalam dan deskriptif mengenai topik yang
dibahas.
Kata kunci: Pendidikan, Islam, Muhammad, Relevansi
Abstract
Islamic education during the time of the Prophet not only taught religious aspects, but also
involved moral, social and ethical values which played a central role in shaping the character
of Muslims. Islamic education during the time of the Prophet Muhammad emphasized the
importance of knowledge, justice, simplicity and ethics in every aspect of life. This article tries
to connect these values with the challenges and demands of the modern era, where
technology and globalization play an important role in shaping the dynamics of society. One
of the main aspects explained in this article are moral values, such as honesty, trust and
compassion which were firmly held by the Prophet Muhammad and are considered the main
foundation in shaping the character of a Muslim. This article also highlights the relevance of
Islamic social values, such as brotherhood, social care, and poverty alleviation, in
overcoming the social challenges faced by modern society. The importance of education in
Islam and the teaching methods used by the Prophet Muhammad were also the focus of
discussion. This article tries to analyze how the Islamic education model during the time of
the Prophet can be adapted and applied in the contemporary education system to produce

Page 2
ISSN: 2614-6754 (print)
ISSN: 2614-3097(online)
Halaman 341-349
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Jurnal Pendidikan Tambusai
342
individuals with morals and quality. By reflecting back on the values of Islamic education
during the time of the Prophet Muhammad, this article seeks to offer a perspective that can
inspire the development of educational models that are in accordance with Islamic values in
order to achieve progress and prosperity in society today. This article uses a qualitative
research approach with a library research type that emphasizes in-depth and descriptive
analysis of the topics discussed.
Keywords : Islamic Education, Muhammad, Relevance.
PENDAHULUAN
Al-Quran dan Sunnah merupakan sumber pokok hukum Islam di seluruh dunia.
Kedua sumber primer tersebut berlaku sepanjang zaman. Itu artinya Al-Quran dan Sunnah
berlaku sejak Nabi Muhammad saw diangkat sebagai Rasul sampai kehidupan di saat
sekarang dan yang akan datang (Rohman & Hairudin, 2018). Banyak nilai-nilai yang
terkandung dalam kedua sumber ajaran islam tersebut, baik nilai ketuhanan, ibadah,
muamalah, sejarah, serta nilai pendidikan, yang mana nilai-nilai tersebut tetap bertahan dan
dapat diaplikasikan pada saat sekarang ini. Al-Qur'an dan Sunnah merupakan sumber ajaran
hidup umat islam dimana Al-Qur'an dan Sunnah banyak mengajarkan nilai-nilai kehidupan
sekaligus pedoman bagi umat manusia. Al-Qur'an merupkan landasan kunci dalam
membentuk individu yang unggul dan masyarakat yang beradab dan berpendidikan. Di
tengah perubahan zaman yang semakin rumit, pendidikan menjadi instrumen penting untuk
menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan zaman modern. Dalam merancang
konsep pendidikan, ide-ide dari tokoh-tokoh masa lalu menjadi sumber inspirasi yang sangat
berharga (Atsani & Nasri, 2023).
Agama Islam sangat menghormati pendidikan dan tidak mengkategorikan antara
pendidikan bagi laki-laki dan wanita. Seperti yang terdapat dalam hadits Nabi Muhammad
SAW yang menyatakan bahwa "Menuntut ilmu diwajibkan bagi setiap laki-laki muslim dan
perempuan muslimah" (HR. Ibnu Abdil Barr). Manusia diharapkan untuk menggunakan
pengetahuannya dengan merenungkan segala ciptaan Allah, walaupun mereka memiliki
keterbatasan dalam memahami hakikat Dzat Allah SWT (Yahya, 2015).
Pendidikan Islam adalah proses transformasi pengetahuan, budaya, dan nilai serta
mengembangkan potensi dalam diri seseorang, agar mereka memiliki kepribadian yang utuh
untuk mencapai bahagiaan hidup di dunia dan akhirat sesuai dengan ajaran Islam (Syafe’i,
2015). Pendidikan Islam merujuk pada pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai, ajaran, dan
prinsip-prinsip agama Islam. Ini mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk moral,
spiritual, sosial, dan intelektual. Pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan individu
yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Islam berlaku universal dan hendaknya diarahkan untuk
menyadarkan manusia bahwa diri mereka adalah hamba Tuhan yang berfungsi
menghambakan diri pada-Nya. Jadi tujuan pendidikan Islam adalah menyadarkan
manusia agar dapat mewujudkan penghambaan diri kepada Allah SWT, baik
secara sendiri-sendiri maupun secara bermasyarakat (Alam, 2016). Pendidikan Islam
didasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam yang dianggap universal dan dapat
diterapkan dalam semua aspek kehidupan, termasuk kegiatan keduniawian. Prinsip-prinsip
tersebut mendorong pengambilan keputusan dalam dunia tidak hanya untuk kepentingan
individu tetapi juga untuk kepentingan bersama.
Pada masa sekarang, umat menghadapi tantangan yang berat dari pihak luar yang
berimplikasi terhadap masa depan kehidupan beragamanya. Tantangan itu mulai dari
kolonialisme dan imperialisme-yang menghasilkan benturan keras antara kebudayaan Barat
dengan ajaran Islam, sampai kepada materialisme, kapitalisme, industrialisme yang telah
berhasil mengubah sistem berpikir dan struktur sosial dalam masyarakat (Solichin, 2011).
Dengan adanya rintangan atas perubahan sosial budaya pada saat sekarang ini, perlu
adanya jiwa spiritualisme dan sikap yang mesti ada dalam setiap individu seorang muslim

Page 3
ISSN: 2614-6754 (print)
ISSN: 2614-3097(online)
Halaman 341-349
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Jurnal Pendidikan Tambusai
343
berupa nilai-nilai Islam, nilai-nilai tersebut mengacu kepada ajaran yang sudah diserukan
oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai ini, umat Islam
diharapkan dapat mencapai keselarasan antara aspek-aspek rohaniah dan praktis dalam
kehidupan serta dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Dalam konteks pendidikan, ajaran Islam dianggap memberikan paradigma moral
yang universal. Pendidikan moral ini bertujuan untuk membina individu agar hidup
berdasarkan nilai-nilai universal, memastikan bahwa mereka dapat berpegang pada prinsip-
prinsip yang berlaku secara universal. Pendidikan Islam memiliki warisan yang kaya dan
kuat, dengan nilai-nilai yang telah dipelihara dan dipraktikkan selama berabad-abad. Nilai-
nilai ini tidak hanya memainkan peran kunci dalam membentuk karakter individu, tetapi juga
memengaruhi peradaban Islam secara keseluruhan. Dalam tulisan ini, peneliti akan
membahas beberapa nilai-nilai pendidikan Islam yang berasal dari zaman Nabi Muhammad
dan masih relevan hingga saat ini.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah studi kepustakaan (library
research) yang menekankan pada analisis pustaka. Data yang diambil yaitu data literatur
yang memanfaatkan sumber kepustakaan kemudian mengumpulkan, menganalisis, dan
menyintesis data penelitian yang diperoleh (Mustofa dkk., 2023). Pendekatan kualitatif
merupakan pendekatan yang menggunakan metode deskriptif, dengan maksud
menggambarkan data yang diperoleh menggunakan kata-kata atau kalimat yang
disesuaikan dengan data yang diperoleh. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif
dan interpretative untuk mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan islam yang dizaman nabi dan
relevansinya dengan zaman sekarang. Sehingga hasil penelitian ini dapat menghasilkan
kesimpulan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengetahui Nabi Muhammad sebagai seorang pendidik adalah suatu keharusan,
karena pendidikan yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW mengandung semangat untuk
membangun umat Islam ke arah yang lebih baik. Nabi Muhammad SAW bukan hanya
menjadi panutan dalam aspek pendidikan, melainkan juga dalam kepemimpinan, sikap
sebagai pedagang, dan berbagai bidang kehidupan lainnya, menjadikannya teladan bagi
seluruh umat Muslim. Dalam pandangan umat Islam, peran seorang pendidik dan nilai
pendidikan sangatlah signifikan. Tanpa keberadaan seorang pendidik, proses pendidikan
kehilangan makna. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pendidikan berlandaskan Islam, perlu
diambil teladan dari kehidupan dan profil Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pendidik.
Pada hakikatnya, diutusnya Muhammad SAW sebagai Rasulullah ke bumi merupakan
Uswatun Hasanah (Suri Tauladan) dan Rahmatan lil-alamin (rahmat bagi seluruh alam)
(Widyaswarani, 2022). Beberapa nilai-nilai pendidikan islam yang diajarakan sejak zaman
Rasulullah ialah sebagai berikut:
1. Nilai Iman dan Taqwa
Iman kepada Allah dan taqwa (kesalehan) tetap menjadi nilai utama dalam
pendidikan Islam, yang mencakup keyakinan kepada Tuhan yang satu dan praktik ajaran
agama dengan kesalehan. Konsep ini juga terkait dengan penerapan rukun Islam. Terdapat
dua interpretasi mengenai iman. Pertama, iman dapat dijelaskan sebagai suatu institusi yang
merupakan bagian esensial dari agama, dengan keyakinan tertinggi terhadap kebenaran,
seperti yang terdapat dalam enam rukun iman dalam agama Islam (Zamakhsari, 2020).
Kedua, iman dapat diartikan sebagai sikap jiwa, di mana iman menjadi kunci untuk
memahami kebenaran dengan melibatkan sikap jiwa yang mengekspresikan ketaatan dan
penerimaan, sebagaimana tercermin dalam ungkapan "sami'na wa atha'na" (Syafeie, 2020).
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa iman tidak hanya mencakup keyakinan
kepada Allah, tetapi juga melibatkan pemahaman yang mendalam.
2. Pengetahuan dan Pembelajaran

Page 4
ISSN: 2614-6754 (print)
ISSN: 2614-3097(online)
Halaman 341-349
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Jurnal Pendidikan Tambusai
344
Pendidikan Islam menekankan nilai-nilai pengetahuan dan pembelajaran, tidak
hanya terbatas pada pengetahuan agama tetapi juga mencakup sains dan teknologi. Sains
dan teknologi dianggap sebagai entitas yang tidak dapat dipisahkan karena saling
mendukung satu sama lain, menciptakan dunia yang terkait erat (Chanifudin & Nuriyati,
2020). Teknologi, sebagai bagian dari sains, mengalami perkembangan mandiri dan
membentuk suatu realitas tersendiri. Oleh karena itu, sains dan teknologi dianggap sebagai
suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Proses pencarian ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam pembelajaran dianggap sebagai sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah (Pribadi & Sestri, 2020).
Dalam Islam pembelajaran dan pengetahuan memiliki peran penting dalam
pengembangan potensi individu dan memperkaya nilai-nilai yang berguna dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajaran dalam Islam bertujuan untuk memahamkan pengetahuan
dan melatih kecakapan, serta memperkaya nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran agama.
Dengan demikian, pengetahuan dan pembelajaran dalam konteks Islam tidak hanya
mencakup aspek akademis, tetapi juga nilai-nilai agama, integrasi keilmuan dan keislaman,
serta pemahaman terhadap prinsip-prinsip syariah.
3. Akhlak dan Moralitas
Pendidikan Islam terus menegaskan betapa pentingnya memiliki karakter yang baik
dan tingkat moralitas yang tinggi (Hasanah dkk., 2023). Aspek-aspek ini mencakup
kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan penghargaan terhadap sesama. Pada dasarnya,
pendidikan dan ajaran yang diberikan oleh Nabi selama di Makkah menekankan nilai-nilai
akhlak dan mengajak manusia untuk menggunakan akal pikiran mereka dengan
memperhatikan peristiwa-peristiwa yang melibatkan manusia, hewan, tumbuhan, dan alam
semesta, sebagai bagian dari pendidikan yang bersifat 'akliyah dan ilmiyah' (Muthoharoh,
2022).
Dalam konteks keislaman, akhlak dan moralitas memiliki peran penting dalam
membentuk perilaku, sikap, dan tata krama seseorang. Akhlak dalam Islam mencakup aspek
etika, moralitas, dan tata krama yang diatur oleh ajaran agama Islam. Hal ini melibatkan
hubungan antara manusia dengan Allah dan hubungan antara manusia dengan sesama
manusia. Dengan demikian, dalam konteks keislaman, akhlak dan moralitas memegang
peran sentral dalam membentuk perilaku, sikap, dan tata krama yang sesuai dengan ajaran
agama Islam.
4. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab Sosial
Nilai-nilai kepemimpinan yang adil dan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat,
khususnya terhadap yang membutuhkan, memiliki signifikansi yang besar dalam pendidikan
Islam. Upaya untuk saling membantu diarahkan untuk membentuk tatanan kehidupan
masyarakat yang adil dan sejahtera (Ifendi, 2021) Syari'at zakat dan puasa diperkenalkan
sebagai bentuk pendidikan bagi anggota masyarakat dalam mengemban tanggung jawab
sosial, baik dalam aspek materi maupun moral, terutama ketika berada di Madinah (Lukman
dkk., 2019). Pendidikan Islam memandang nilai-nilai kepedulian sosial sebagai bagian
integral, di mana membantu mereka yang membutuhkan dan memberikan dukungan kepada
masyarakat yang kurang beruntung dianggap sebagai suatu kewajiban dalam ajaran Islam.
Dalam konteks keislaman, peran penting kepemimpinan dan tanggung jawab sosial
terlihat dalam membentuk masyarakat yang memiliki kualitas, integritas, dan didasarkan
pada nilai-nilai Islam. Tanggung jawab signifikan juga dipikul oleh perguruan tinggi Islam
dalam membentuk generasi pemimpin yang unggul, berintegritas, dan berakar pada nilai-
nilai Islam. Dalam Islam, setiap pemimpin diwajibkan untuk memikul tanggung jawab
terhadap usaha, pekerjaan, atau jabatan yang diembannya. Tanggung jawab ini mencakup
kemauan dan kemampuan untuk menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat yang secara
otomatis ditempatkan pada pundaknya. Perspektif Islam menegaskan bahwa setiap
pekerjaan manusia memiliki nilai yang tinggi, termasuk dalam tugas kepemimpinan yang
melibatkan pemenuhan kebutuhan seluruh anggota masyarakat akan barang dan jasa demi
kelangsungan hidup dan kehidupan mereka.
5. Keseimbangan Antara Ilmu Dunia dan Ilmu Akhirat

Page 5
ISSN: 2614-6754 (print)
ISSN: 2614-3097(online)
Halaman 341-349
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Jurnal Pendidikan Tambusai
345
Pendidikan Islam mengajarkan nilai pentingnya mencapai keseimbangan antara ilmu
dunia (ilmu pengetahuan dunia) dan ilmu akhirat (ilmu agama) (Alya dkk., 2018). Konsep ini
mencakup pemahaman tentang dunia materi dan dedikasi kepada Tuhan. Implementasi
prinsip keseimbangan yang proporsional mencakup aspek-aspek seperti keseimbangan
muatan rohaniah dan jasmaniah, ilmu umum dan ilmu agama, teori dan praktik, serta nilai-
nilai yang terkait dengan aqidah, syari'ah, dan akhlak (Saekhoni & Alfian, 2020).
Islam menganjurkan menuntut ilmu bahkan sampai pada taraf wajib, tetapi menuntut
ilmu yang dimaksud bukan hanya sebatas ilmu agama tetapi ilmu secara umum yang
mencakup ilmu agama dan imu keduniawian. Menuntut ilmu yang berkaitan dengan
keduniawian juga sangat penting karena berkaitan dengan kebutuhan manusia itu sendiri,
sehingga menuntut ilmu-ilmu yang berkaitan dengan keduniawian seperti ilmu sains, ilmu
social, ilmu astronomi, ilmu kedokteran dan ilmu teknologi semuanya sama wajibnya dengan
menuntut ilmu agama dengan catatan dengan menuntut ilmu tersebut tidak menjadikan kita
lupa terhadap ilmu keagamaan.
6. Keadilan dan Kesetaraan
Islam menyoroti urgensi keadilan dalam seluruh aspek kehidupan. Kesetaraan
gender dan perlakuan adil bagi semua individu merupakan nilai yang sangat dihargai dan
terus dipertahankan. Setiap individu, bahkan semua makhluk hidup, diciptakan oleh entitas
pencipta yang sama, yaitu Allah (Andreas, 2021). Dalam pandangan ini, perbedaan di antara
mereka hanyalah elemen yang ditempatkan untuk memperkuat persatuan. Melalui proses
pendidikan, manusia diharapkan mampu melepaskan diri dari keterbatasan pengetahuan,
kebodohan, kemiskinan, dan dorongan nafsu hewani yang melekat pada dirinya (Nabila,
2021).
Keadilan dalam Islam merujuk kepada pengakuan dan perlakuan yang seimbang
antara hak dan kewajiban. Hal ini juga mencakup tindakan yang tidak berat sebelah,
memberikan sesuatu kepada orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya, dan
menjalankan kewajiban dengan seimbang. Keadilan pada dasarnya terletak pada
keseimbangan atau keharmonisan antara penuntutan hak dan menjalankan kewajiban.
Dalam Islam, keadilan juga ditegaskan dalam Al-Quran dan Sunnah, serta
diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk social, politik, hukum, dan
budaya.
Relevansi Nilai-nilai Ini dalam Pendidikan Islam Kontemporer:
Pendidikan Islam kontemporer terus menerus mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam
kurikulumnya. Pengetahuan agama, moralitas, dan etika Islam tetap menjadi bagian integral
dari proses pendidikan. Guru di sekolah-sekolah Islam juga bertindak sebagai pemimpin
spiritual dan pendidik karakter. Praktik hafalan Al-Quran, yang berasal dari zaman Nabi, juga
dipertahankan sebagai tradisi penting dalam pendidikan Islam.
Selain itu, Islam menekankan adaptasi dan keterbukaan pemikiran. Pendidikan Islam
memungkinkan penggabungan nilai-nilai agama dengan perubahan sosial dan teknologi. Ini
mencakup pendekatan kritis terhadap isu-isu kontemporer dan penggunaan teknologi
modern dalam pendidikan. Pendidikan Islam memiliki akar yang dalam dalam sejarah umat
Islam, terutama di zaman Nabi Muhammad SAW. Nilai-nilai yang diajarkan pada masa itu
tidak hanya bersifat lokal, melainkan juga bersifat universal dan memiliki relevansi yang
tinggi dengan zaman kita saat ini. Artikel ini akan membahas beberapa nilai-nilai pendidikan
Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan bagaimana nilai-nilai tersebut masih
relevan dalam konteks masyarakat modern.
1. Tauhid (Keesaan Allah)
Pentingnya konsep tauhid dalam Islam tidak dapat diabaikan. Nabi Muhammad
mengajarkan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini adalah ciptaan Allah yang Esa
(Bhat, 2018). Konsep ini memberikan dasar yang kuat untuk moralitas, etika, dan tanggung
jawab sosial (Salat & Amarullah, 2023). Di zaman sekarang, nilai tauhid relevan dalam
menghadapi tantangan moral dan etika yang kompleks, serta membimbing manusia untuk
hidup sesuai dengan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Pengaplikasian tentang tauhid pada

Page 6
ISSN: 2614-6754 (print)
ISSN: 2614-3097(online)
Halaman 341-349
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Jurnal Pendidikan Tambusai
346
masa sekarang serta berhubungan dengan sosial budaya, dan politik, harus didasari oleh
ketauhidan, keimanan, ketaqwaan kepada Allah Swt. Harus kuat tertanam dalam jiwa dan
qalbu pada seorang muslim, sehingga tidak akan menurunkan kualitas keimanan dan
ketaqwaan terhadap Allah Swt, serta tidak menggenal fluktuasi suatu nilai keimanan seorang
muslim. prinsip yang memandang adanya wujud kesatuan antara dunia dan akhirat
(Adawiyah dkk., 2023). Oleh karena itu, pendidikan akan meletakkan porsi yang
seimbang guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Walaupun di jaman modern pada masa sekarang ini Sosial politik dan budaya,
bukanlah suatu halangan atau tantangan bagi seorang muslim yang nilai ketauhidannya
sangat baik dan sesuai dengan tuntunan Al- Quran, Al-Hadits, serta menjalankan syari’at
Islam. Pengaruh modernisasi dan globalisasi di Indonesia terhadap ketauhidan merupakan
tantangan bagi kita semua umat islam dalam menghadapinya, baik itu yang sifat baik
ataupun buruk. (Indra, 2016) Sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk merealisasikan
tauhid dalam kehidupan kita sehari-hari, karena tauhid merupakan ajaran dasar islam.
Dalam ajaran islam, yang dimaksud dengan tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah
SWT.
2. Akhlak Mulia (Moralitas Tinggi)
Nabi Muhammad dikenal sebagai uswah hasanah, yakni teladan yang baik (Uyuni,
2021). Beliau mengajarkan nilai-nilai akhlak yang luhur, seperti kejujuran, keadilan, kasih
sayang, dan toleransi. Nilai-nilai ini memiliki relevansi yang tinggi dalam upaya membangun
masyarakat yang adil dan harmonis pada era sekarang. Akhlak mulia menjadi dasar penting
dalam mengatasi konflik sosial (Atmaja, 2023), menjaga lingkungan, dan membangun
hubungan antarumat beragama. Selain itu, hal ini juga berkontribusi pada pembentukan
kepribadian dan tindakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
pendidikan Islam berperan dalam mencetak individu yang memiliki karakter kuat. Nilai-nilai
moral dan akhlak yang ditekankan oleh pendidikan Islam pada pemuda zaman modern
termasuk kejujuran, menjaga diri dari kerusakan (iffah), amanah, kesabaran, dan rendah hati
(tawadu’). Tujuannya adalah menciptakan generasi muda yang memiliki moralitas tinggi dan
perilaku luhur dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ilmu dan Pendidikan
Nabi Muhammad sangat menekankan pentingnya ilmu dan pendidikan. Suatu hadis
menyatakan bahwa "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim, baik laki-laki
maupun perempuan," mengindikasikan bahwa pendidikan adalah hak dan tanggung jawab
bagi seluruh komunitas Islam. Sebagai teladan yang baik (uswah ḥasanah) dalam berbagai
aspek kehidupan manusia, Rasulullah telah memberikan dasar-dasar pendidikan yang dapat
diidentifikasi melalui hadis-hadis beliau yang relevan. Di era informasi seperti sekarang, nilai
ini mendorong urgensi pembelajaran sepanjang hayat, peningkatan keterampilan, dan
penyebaran ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
Ilmu dan pendidikan memiliki peran penting dalam pengembangan pengetahuan dan
pemahaman yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Ilmu dalam Islam adalah
pengetahuan yang diperoleh manusia atas dasar riset, bersifat empiris, dan dapat dilakukan
dengan menggunakan indera dan akal. Pendidikan Islam, secara teoritis, membahas teori-
teori pendidikan yang berdasarkan atas Islam, yang oleh karenanya pembahasan yang
dimuat dalam Ilmu Pendidikan Islam adalah teori-teori yang terkait dengan pendidikan dalam
perspektif Al-Quran dan Al-Hadits. Pendidikan Islam juga menekankan moderasi Islam dan
integrasi keilmuan sebagai instrumen penting dalam pengembangan pendidikan Islam yang
moderat, toleran, dan menjunjung tinggi perbedaan dengan tujuan memelihara kehidupan
yang harmonis dengan menekankan iman yang kuat dan perilaku akhlak yang baik serta
memiliki sikap intelektualitas.
4. Keadilan Sosial
Nabi Muhammad terkenal sebagai pemimpin yang adil dan berjuang untuk mencapai
keadilan sosial. Prinsip-prinsip zakat, infak, dan sedekah yang mencerminkan keadilan
ekonomi tetap relevan dalam mengatasi tantangan ketidaksetaraan sosial dan kemiskinan

Page 7
ISSN: 2614-6754 (print)
ISSN: 2614-3097(online)
Halaman 341-349
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Jurnal Pendidikan Tambusai
347
pada era sekarang. Nilai-nilai seperti mendorong tanggung jawab sosial dan menunjukkan
kepedulian terhadap kaum lemah dan miskin sangat ditekankan dalam ajaran Islam
(Khadafie, 2023). Dalam Islam, keadilan didefinisikan sebagai usaha untuk menciptakan
keseimbangan antara kapasitas dan keterbatasan manusia, baik secara individu maupun
kelompok, terkait dengan masalah ekonomi dan spiritual, serta mempertimbangkan berbagai
kemampuan individu. Masyarakat dalam Islam bertanggung jawab untuk menegakkan
keadilan sosial, tanpa memandang agama, baik itu muslim maupun non-muslim. Dengan
demikian, hak-hak diberikan secara merata kepada semua individu, menunjukkan bahwa
Islam memberikan hak-hak yang sepenuhnya kepada setiap individu.
5. Toleransi dan Keanekaragaman
Nabi Muhammad hidup di tengah-tengah masyarakat yang beragam, memberikan
contoh toleransi terhadap penganut agama lain, dan menghormati keberagaman budaya.
Nilai-nilai ini menjadi kunci penting untuk menjaga kedamaian dan harmoni antarumat
beragama di dunia kontemporer, yang seringkali diwarnai oleh konflik dan perbedaan
pendapat. Toleransi dalam menghadapi keragaman, baik dalam interaksi sosial maupun
dalam musyawarah, dianggap sebagai faktor peningkatan keamanan dan ketentraman
dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Dengan demikian, setiap warga dapat
mengembangkan potensi alam dan sumber daya manusianya dengan nyaman dan penuh
semangat. Kondisi tersebut diharapkan dapat memudahkan kemajuan bangsa Indonesia
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Berbagai bentuk toleransi yang mendukung
orang lain untuk menyuarakan pendapatnya tanpa intimidasi, terutama dalam konteks
keagamaan dan musyawarah, dapat meningkatkan rasa damai dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Nilai-nilai toleransi yang diterapkan oleh masyarakat Indonesia mencakup
saling menghargai, persaudaraan, kebebasan, kerjasama, tolong-menolong, tanpa
diskriminasi, dan berbagi. Pendidikan tentang toleransi memiliki dampak besar dalam
dinamika sosial masyarakat Indonesia, terutama karena Indonesia terdiri dari berbagai
kelompok suku, ras, budaya, agama, dan golongan.
Secara keseluruhan, nilai-nilai pendidikan Islam yang diterapkan oleh Nabi
Muhammad SAW tetap relevan dengan kondisi zaman kita. Masyarakat modern dapat
mengambil manfaat dari ajaran-ajaran tersebut untuk membentuk individu yang bertanggung
jawab, beretika, dan memberikan kontribusi positif bagi kehidupan bersama. Oleh karena itu,
penting bagi umat Islam untuk merenungkan dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Pendidikan Islam kontemporer terus menggabungkan nilai-nilai ini kedalam
kurikulumnya. Pengetahuan agama, moralitas, dan etika Islam tetap menjadi komponen
utama dalam proses pendidikan. Guru di sekolah-sekolah Islam berperan sebagai pemimpin
spiritual dan pembentuk karakter. Praktik hafalan Al-Quran, yang berasal dari zaman Nabi,
juga dipertahankan sebagai tradisi yang penting dalam pendidikan Islam. Selain itu, Islam
menekankan adaptasi dan keterbukaan pemikiran. Pendidikan Islam memungkinkan
penyatuan nilai-nilai agama dengan perubahan sosial dan teknologi. Ini melibatkan
pendekatan kritis terhadap isu-isu kontemporer dan pemanfaatan teknologi modern dalam
proses pendidikan.
SIMPULAN
Nilai-nilai pendidikan Islam dari masa Nabi Muhammad hingga saat ini telah
membentuk inti dari sistem pendidikan Islam dan masih memiliki relevansi yang kuat dalam
konteks pendidikan Islam kontemporer. Aspek-aspek seperti iman, pengetahuan, moralitas,
kepemimpinan, keadilan, dan keseimbangan antara ilmu dunia dan akhirat terus menjadi
panduan dalam membentuk karakter individu dan masyarakat yang lebih baik. Pendidikan
Islam terus mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam kurikulumnya, sambil tetap bersifat
adaptif terhadap perubahan zaman. Dengan demikian, peran pendidikan Islam tetap
signifikan dalam membentuk individu yang beriman, berakhlak mulia, dan memberikan
kontribusi positif dalam masyarakat.

Page 8
ISSN: 2614-6754 (print)
ISSN: 2614-3097(online)
Halaman 341-349
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Jurnal Pendidikan Tambusai
348
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, S. F., Amalia, S. R., Gunawan, S., & Nurfadila, Y. (2023). Eksistensi Tauhid
dalam Kehidupan Zaman Sekarang. Gunung Djati Conference Series, 22, 431–433.
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/1525
Alam, L. (2016). Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Perguruan Tinggi Umum
Melalui Lembaga Dakwah Kampus. Istawa: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 101.
https://doi.org/10.24269/ijpi.v1i2.171
Alya, F., Hana, M. S., & Veladita, A. (2018). Keseimbangan Antara Dunia dan Akhirat
Berdasarkan Teorema Limit Kanan Limit Kiri. Prosiding Konferensi Integrasi
Interkoneksi Islam Dan Sains, 1, 163–165.
Andreas, M. A. Y. (2021). What can Earth history and evolution tell about the Creator of the
universe? International Journal of Theology, Philosophy and Science, 4(8), 19–41.
Atmaja, T. S. (2023). The Urgency Of Character Education In Educational Units In Indonesia
In Facing Global Challenges And 21st Century Competencies. Jurnal Scientia,
12(04), 2014–2019.
Atsani, L. G. M. Z., & Nasri, U. (2023). Relevansi Konsep Pendidikan Islam TGKH.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Di Era Kontemporer. Al-Munawwarah: Jurnal
Pendidikan Islam, 15(1), 87–102.
Bhat, S.-U. (2018). Concept of Tawhid (Unity of God) in Islam: A Study of Relevant Qur’anic
Text. International Journal of Historical Insight and Research, 4, 20–27.
Chanifudin, C., & Nuriyati, T. (2020). Integrasi Sains dan Islam dalam Pembelajaran. Asatiza,
1(2), 212–229.
Hasanah, N., Awreliya, H., Riyanto, N. M. P., & Salsabila, R. (2023). Analisis Masalah
Pendidikan Karakter Dan Moral Dalam Perspektif Islam. Religion: Jurnal Agama,
Sosial, dan Budaya, 1(4), 1171–1183.
Ifendi, M. (2021). Pendidikan Islam Rasulullah Saw Periode Madinah: Strategi, Materi Dan
Lembaga Pendidikan. Al-Rabwah, 15(01), 9–15.
Indra, H. (2016). Pendidikan Islam Tantangan & Peluang di Era Globalisasi. Deepublish.
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=E7h7DQAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR6&d
q=pengaruh+modernisasi+dan+globalisasi+di+Indonesia+terhadap+ketauhidan+meru
pakan+tantangan+bagi+kita+semua+umat+islam+dalam+menghadapinya,+baik+itu+
yang+sifat+baik+ataupun+buruk+2020&ots=W2EHEbBgbf&sig=MFH66XSi_GWuxr8
K-0rcnkAbs60
Khadafie, M. (2023). Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar.
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan, 7(1), 72–83.
Lukman, M., Nasution, A., & Bakhtiar, N. (2019). Revolusi Islam terhadap Kondisi Sosial
Masyarakat Arab. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 3(1), 25–32.
Mustofa, M., Bara, A. B., Khusaini, F., Ashari, A., Hertati, L., Mailangkay, A. B., Syafitri, L.,
Sarie, F., Rustan, F. R., & Hole, M. A. (2023). Metode Penelitian Kepustakaan
(Library Research). Get Press Indonesia.
Muthoharoh, M. (2022). Memahami Pola Pendidikan Islam Masa Rasulullah SAW dan
Khulafaur Rosyidin. Tasyri: Jurnal Tarbiyah-Syariah-Islamiyah, 29(02), 40–56.
Nabila, N. (2021). Tujuan Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(05), 867–875.
Pribadi, S. A. T., & Sestri, E. (2020). Islam Dan Sains Teknologi Modern. Jurnal Teknologi
Informasi (JUTECH), 1(1), 26–32.
Rohman, M., & Hairudin, H. (2018). Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Nilai-nilai
Sosial-kultural.
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam,
9(1), 21.
https://doi.org/10.24042/atjpi.v9i1.2603
Saekhoni, S., & Alfian, A. (2020). Pemikiran Pendidikan Islam (Studi Pemikiran KH.
Chasbulloh Badawi). Jurnal Tawadhu, 4(2), 1228–1237.
Salat, R. J., & Amarullah, R. Q. (2023). Internalisasi Nila-Nilai Tauhidullah Pada Pendidikan
Sekolah Dasar.
Khidmatussifa: Journal of Islamic Studies,
3(1).
http://jurnal.stitsifabogor.ac.id/index/index.php/khidmatussifa/article/view/122
Solichin, M. M. (2011). Modernisasi Pendidikan Pesantren. Tadrîs, 6(1), 29–46.

Page 9
ISSN: 2614-6754 (print)
ISSN: 2614-3097(online)
Halaman 341-349
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Jurnal Pendidikan Tambusai
349
Syafe’i, I. (2015). Tujuan Pendidikan Islam. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 6(2),
151–166.
Syafeie, A. K. (2020). Internalisasi nilai-nilai iman dan taqwa dalam pembentukan
kepribadian melalui kegiatan intrakurikuler. Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan
Islam, 5(1). https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/tarbawi/article/view/6280
Uyuni, B. (2021). The Rasulullah’s Way of Business: As the Best Example for Student. Jurnal
Bina Ummat: Membina Dan Membentengi Ummat, 4(1), 121–137.
Widyaswarani, E. (2022). Pendidikan dan Pendidik pada Zaman Nabi Muhammad SAW.
Pedagogika: Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan, 2(1), 126–131.
Yahya, M. D. (2015). Nilai-Nilai Pendidikan dalam Alquran. IAIN Antasari Press. http://idr.uin-
antasari.ac.id/5246/1/Nilai-Nilai%20Pendidikan%20Dalam%20Alquran.pdf
Zamakhsari, A. (2020). Teologi Agama-Agama Tipologi Tripolar; Eksklusivisme, Inklusivisme
Dan Kajian Pluralisme. Tsaqofah J. Agama dan Budaya, 18(1), 35–51.