(Translated by https://www.hiragana.jp/)
Iravati M. Sudiarso - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Iravati M. Sudiarso

Indonesian Senior Pianist and Pedagogue

Iravati Mangunkusumo Sudiarso (28 September 1937 – 18 Januari 2023) adalah seorang pianis dan guru musik asal Indonesia yang telah berkiprah dalam dunia seni lebih dari lima puluh tahun. Banyak nama besar pianis yang merupakan buah hasil didikannya.

Bersama sang putri, Aisha Ariadna Pletscher, Iravati mendirikan "Sudiarso Duo" pada tahun 1993. Tahun 2008, Sudiarso Duo menjadi duta dalam misi kebudayaan Indonesia di Eropa Timur, di mana mereka tampil di Praha, Republik Ceko, Gödöllő, Hungaria, dan Bratislava, Slowakia.

Latar Belakang

sunting

Iravati lahir di Surabaya, 28 September 1937. Ayahnya, Ir. Darmawan Mangoenkoesoemo, adalah mantan Menteri Kemakmuran Republik Indonesia pada Kabinet Sjahrir I (1945-1946) dan merupakan adik dari dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, salah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Iravati terlahir sebagai anak perempuan kedua dalam keluarganya.

Pendidikan

sunting

Iravati mulai belajar musik pada usia 5 tahun di bawah bimbingan ibunya sendiri, Hestia Mangunkusumo, yang kemudian dilanjutkan ke Madlener dan Henk de Strake. Pada tahun 1955, Iravati melanjutkan studi musiknya ke Koninklijk Conservatorium di Den Haag, Belanda. Ia berguru pada pianis-komponis Leon Orthel. Tahun 1958, Iravati lulus dengan penghargaan khusus untuk interpretasi. Prestasinya yang cemerlang dalam musik membuatnya terpilih mendapatkan beasiswa Fullbright dari pemerintah Amerika Serikat untuk belajar di Peabody Conservatory of Music, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat tahun 1962. Ia berguru pada Walter Hautzig dan Mieczyslaw Munz. Pada tahun 1963, Iravati lulus dan menyandang gelar Bachelor of Music dengan penghargaan The Florence Salomon Memorial Award yang merupakan penghargaan tertinggi untuk prestasi dalam permainan piano. Pada tahun yang sama, Iravati terpilih untuk tampil sebagai pianis Asia pertama yang menjadi solis bersama New York Philharmonic Orchestra dalam acara peresmian Lincoln Center for the Performing Arts. Tahun 1964, Iravati berhasil menyelesaikan studi Master of Music di Peabody Conservatory of Music, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat. Setelah memperoleh gelar tersebut, Iravati kembali ke tanah air.

Karier

sunting

Sekembalinya ke tanah air, Iravati aktif sebagai pemain tunggal maupun ansambel. Ia juga mengabdikan dirinya sebagai pengajar piano di Sekolah Musik Yayasan Pendidikan Musik sejak tahun 1959. Pada tahun 1968, Iravati terpilih menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta dan diangkat sebagai Ketua pada tahun 1973-1981 dan 1986-1989. Ia juga pernah menjadi dosen pada Akademi Musik LPKJ (1973-1976) dan Akademi Sinematografi LPKJ (1977-1979).

Beragam penghargaan telah diterimanya, antara lain Cultural Award dari pemerintah Australia (1974), Cultural Award dari Kementerian Luar Negeri Jepang dan Japan Foundation (1979), serta diangkat sebagai Anggota Kehormatan pada International Cultural Society of Korea. Pada tahun 1986, Iravati dianugerahi Medali Franz Liszt oleh Pemerintah Hungaria dan Franz Liszt Society. Tahun berikutnya, Iravati diundang pemerintah Rusia untuk berpartisipasi dalam The Third International Music Festival di Leningrad, Rusia. Tahun 1982, ia ditugaskan oleh Direktorat Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk memimpin ASEAN Youth Music Workshop di Indonesia (1983 & 1990), Filipina (1984), Singapura (1985), Thailand (1986), dan Malaysia (1988). Tahun 1990, Iravati diundang oleh International Chopin Piano Competition XII di Warsawa, Polandia. Pada tahun 2008, Iravati mendapat penghargaan dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, Dr. Meutia Hatta sebagai "Perempuan Pianis Berprestasi dan Pendidik di Bidang Seni Musik". Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh anugerah penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai "Empu Pianis Indonesia". Tahun 2009, Iravati menerima penghargaan dari Departemen Pendidikan Nasional atas jasa dan pengabdiannya pada musik.

Iravati sudah tampil dengan berbagai orkestra dari bermacam-macam negara. Ia pernah tampil dengan Koninklijk Conservatorium Den Haag Symphony Orchestra di bawah baton Louis Stotijn, Tasmanian Symphony Orchestra di bawah baton Dobbs Franck, The Australian Chamber Orchestra di bawah baton Richard Tognetti. Di dalam negeri, Iravati juga pernah berkolaborasi dengan Ansambel Jakarta dengan Suka Hardjana sebagai dirigen, Orkes Simfoni Jakarta dengan Adidharma dan F.X. Sutopo sebagai dirigen, Orkes Radio Republik Indonesia dengan Lim Kek Tjiang dan Lim Kek Tin sebagai dirigen, Twilite Orchestra dengan Addie MS sebagai dirigen, Nusantara Chamber Orchestra dengan DR. Yazeed Djamin sebagai dirigen, dan Jakarta Symphony Orchestra dengan Jahja Ling sebagai dirigen.

Banyak nama besar musisi yang merupakan buah hasil didikannya. Mereka antara lain Aisha Ariadna Pletscher, Levi Gunardi, Johannes Nugroho, Ratna Arumasari Ansyari, Aning Katamsi, dan Gita Bayuratri.

Sudiarso Duo

sunting

Bersama sang putri, Aisha Ariadna Pletscher, Iravati mendirikan "Sudiarso Duo" pada tahun 1993. Setelah tampil memukau di berbagai negara, Sudiarso Duo terus mengembangkan diri dan menampilkan berbagai pementasan seperti "Pertiwi Menangis", "Pagelaran Dua Zaman", Jakarta International Performance Art, dan Schouwburg Festival di Gedung Kesenian Jakarta. Beberapa kali juga Sudiarso Duo bekerja sama dengan berbagai institusi seni seperti Balet Sumber Cipta pada pementasan "Peter and the Wolf" karya Sergei Prokofiev dengan Farida Oetoyo sebagai koreografer, serta didukung pula oleh Jajang C. Noer dan Ratna Riantiarno yang kemudian juga tampil bersama Sudiarso Duo pada pementasan The Carnaval of the Animals karya Camille Saint-Saëns. Sudiarso Duo juga pernah bekerja sama dengan Namarina Youth Dance Company dalam pementasan "Pointe of No Return" dengan Maya Tamara sebagai Direktur Artistik. Tahun 2008, Sudiarso Duo menjadi duta dalam misi kebudayaan Indonesia di Eropa Timur, di mana mereka tampil di Praha, Republik Ceko, Gödöllő, Hungaria, dan Bratislava, Slowakia. Tahun 2012, Sudiarso Duo membawa misi kebudayaan Indonesia ke Bangkok, Thailand.

Kehidupan Pribadi

sunting

Iravati menikah dengan Soediarso, seorang sarjana ekonomi yang dikenalnya di Den Haag saat bersekolah di sana. Dari pernikahan mereka, lahir 2 (dua) orang putri yaitu Anandita Sarasvasti dan Aisha Ariadna.

Meninggal Dunia

sunting

Iravati meninggal dunia pada 18 Januari 2023 dalam usia 85 tahun. Jenazahnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir.

Pranala luar

sunting