Maladi
R. Maladi (30 Agustus 1912 – 30 April 2001) adalah mantan Menteri Penerangan (1959–1962) dan mantan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (1964–1966).[1] Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum PSSI antara 1950 hingga 1959.
Maladi | |
---|---|
Menteri Penerangan Indonesia ke-13 | |
Masa jabatan 10 Juli 1959 – 6 Maret 1962 | |
Presiden | Soekarno |
Menteri Olahraga Indonesia ke-3 | |
Masa jabatan 27 Agustus 1964 – 27 Maret 1966 | |
Presiden | Soekarno |
Informasi pribadi | |
Lahir | Surakarta, Jawa Tengah, Hindia Belanda | 30 Agustus 1912
Meninggal | 30 April 2001 Jakarta, Indonesia | (umur 88)
Sunting kotak info • L • B |
Kontribusi pada Indonesia
suntingPada masa awal kemerdekaan Indonesia, Maladi terlibat langsung dalam Perang Kemerdekaan Indonesia dengan memimpin Tentara Pelajar dalam pertempuran melawan Tentara Belanda yang kemudian dikenal sebagai Serangan Umum Empat Hari di Solo.
Pasca pengakuan kedaulatan Indonesia, Maladi aktif di dunia musik dan olahraga. Di dunia olaharga, R Maladi adalah mantan presiden PSSI periode 1950-1959. Bahkan Maladi juga pernah menjadi penjaga gawang PSSI. Di dunia musik, Maladi juga merupakan seorang pencipta lagu keroncong yang handal, lagunya yang sangat dikenal adalah lagu keroncong Di Bawah Sinar Bulan Purnama dan Nyiur Hijau.
Pada saat menjabat sebagai Menteri Penerangan, Maladi merintis proyek Televisi Republik Indonesia atas perintah Presiden Soekarno pada tanggal 25 Juli 1961, mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T) dan mulai mengudara 24 Agustus 1962.[2] Jauh sebelum bergabung dengan TVRI, R.Maladi salah seorang penggagas berdirinya Radio Republik Indonesia. Mantan pegawai radio Jepang ini menginginkan agar Hoso Kyoku diambil alih oleh bangsa Indonesia. Maka tanggal 11 September 1945 di rumah Adang Kadarusman, sejumlah tokoh dari 6 Hoso Kyoku di Jawa sepakat mendirikan RRI.
Nama sebagai stadion
suntingPada tanggal 4 Agustus 2003, pemerintah Kota Solo yang dipimpin oleh wali kota Slamet Suryanto mengubah nama Stadion Sriwedari menjadi Stadion R. Maladi sebagai penghormatan atas jasa-jasa mantan Menteri Olahraga yang sekaligus desainer stadion tersebut. Pengubahan nama stadion itu atas usulan Paguyuban eks Tentara Pelajar Brigade 17 Surakarta. Semula nama R. Maladi akan diabadikan sebagai nama Stadion Manahan. Namun dengan alasan kesejarahan, Pemkot akhirnya memutuskan untuk menggantikan nama Stadion Sriwedari.[3]
Penghargaan
suntingDalam Negeri
sunting- Indonesia :
- Bintang Republik Indonesia Utama (25 November 1964)[4]
- Bintang Gerilya
Luar Negeri
sunting- Yugoslavia :
- 1st Rank of the Order of the Yugoslav Flag with Sash (9 Desember 1960)[5]
Referensi
sunting- ^ "Maladi". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. Diakses tanggal 2020-02-12.
- ^ http://tvri.go.id/about/ TVRI dari masa ke masa, diakses 24 Mei 2019
- ^ "Tempointeraktif: Pemerintah Kota Solo Ubah Nama Stadion Sriwedari". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-31. Diakses tanggal 2011-09-10.
- ^ "Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Tahun 1959–sekarang" (PDF). Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. 7 Januari 2020. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-07-29. Diakses tanggal 12 Agustus 2021.
- ^ "Menteri Penerangan Maladi terima bintang Yugoslavia". Mimbar Penerangan. Departemen Penerangan Republik Indonesia. 11 (12): 765. Desember 1960. Diakses tanggal 11 Januari 2021.
Pranala luar
sunting- Profil Diarsipkan 2008-09-30 di Wayback Machine.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Sudibjo |
Menteri Penerangan Indonesia 1959–1962 |
Diteruskan oleh: Mohammad Yamin |
Didahului oleh: Supeno |
Menteri Olahraga Indonesia 1964–1966 |
Diteruskan oleh: Abdul Gafur |
Jabatan olahraga | ||
Didahului oleh: Artono Martosoewignyo |
Ketua Umum PSSI 1950–1959 |
Diteruskan oleh: Abdul Wahab Djojohadikoesoemo |