(Translated by https://www.hiragana.jp/)
Jubing Kristianto: Perbedaan antara revisi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke isi

Jubing Kristianto: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Jubing Kristianto Duet.JPG|right|300px|thumb|Jubing (kanan) saat duet dengan Reda]]
[[Berkas:Jubing Kristianto Duet.JPG|right|300px|thumb|Jubing (kanan) saat duet dengan Reda]]


'''Jubing Kristianto''' ({{lahirmati|[[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]]|9|4|1966|}}) adalah seorang [[gitaris]] ''fingerstyle'' [[Indonesia]] yang banyak menjelajahi berbagai repertoar. Jubing menggunakan [[gitar]] klasik sebagai instrumennya.
'''Jubing Kristianto''' ({{lahirmati|[[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]]|9|4|1966|}}) adalah seorang gitaris fingerstyle <ref>http://en.wikipedia.org/wiki/Fingerstyle_guitar</ref> Indonesia yang banyak menjelajahi berbagai repertoar. Jubing menggunakan gitar akustik bersenar nilon (gitar klasik) sebagai instrumennya.


Jubing dikenal pandai menghadirkan "suasana" yang ingin disampaikan sebuah lagu melalui gabungan berbagai teknik permainan gitar yang dinamis.<ref>http://entertainment.kompas.com/read/xml/2008/06/25/22481679/jubing.berfantasy.lagi.lewat.gitar</ref> Selain itu, gitaris Indonesia ini juga memberikan sumbangan dalam musikalisasi puisi dengan melakukan kolaborasi antara permainan gitar dengan pembacaan puisi, bahkan ia juga berkolaborasi dengan penyair [[WS Rendra]] yang membaca puisi serta pelukis Susilowati Natakoesoemah dalam acara "Collaborathree" di Jakarta. Demikian pula kolaborasi permainan gitarnya dengan permainan perkusi tradisional Suryadi dan suara penyanyi tenor Abimanyu tampil memukau penggemar musik yang melihatnya.<ref>http://entertainment.kompas.com/read/xml/2008/07/17/22324677/malam.itu.milik.jubing</ref><ref>http://www.thejakartapost.com/news/2008/07/19/guitar-lovers-gather-jubing-concert-new-album.html</ref> Di luar keberaniannya untuk berkolaborasi dengan seniman lainnya, Jubing Kristianto juga sangat memanfaatkan media internet sebagai sarana untuk memperkenalkan musik Indonesia kepada dunia. Ia diakui oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai "Gitaris Indonesia Pertama yang Menyebarluaskan Komposisi dan Aransemen Gitar Pribadi Secara Gratis di Internet" (2008).<ref>http://www.muri.org/index.php?news_id=1430</ref> Sebelumnya, pada tahun 2005, ia menerima penghargaan MURI sebagai "Penulis Ensiklopedia Gitar Pertama di Indonesia".<ref>http://www.muri.org/index.php?news_id=2247</ref> Selain mencoba membagikan keberanian untuk mempertunjukkan keindahan permainan gitar akustik tunggal, eksplorasi Jubing dalam aransemen musik untuk lagu anak-anak dan lagu tradisional Indonesia adalah upaya untuk memperkenalkan kekayaan khazanah musik Indonesia ke penggemar gitar akustik di dunia.<ref>http://www.thejakartapost.com/news/2009/02/01/different-landscapes-resonate-with-jubing.html</ref>
Jubing dikenal pandai menghadirkan "suasana" yang ingin disampaikan sebuah lagu melalui gabungan berbagai teknik permainan gitar yang dinamis.<ref>http://entertainment.kompas.com/read/xml/2008/06/25/22481679/jubing.berfantasy.lagi.lewat.gitar</ref> Selain itu, gitaris Indonesia ini juga memberikan sumbangan dalam musikalisasi puisi dengan melakukan kolaborasi antara permainan gitar dengan pembacaan puisi, bahkan ia juga berkolaborasi dengan penyair [[WS Rendra]] yang membaca puisi serta pelukis Susilowati Natakoesoemah dalam acara "Collaborathree" di Jakarta. Demikian pula kolaborasi permainan gitarnya dengan permainan perkusi tradisional Suryadi dan suara penyanyi tenor Abimanyu tampil memukau penggemar musik yang melihatnya.<ref>http://entertainment.kompas.com/read/xml/2008/07/17/22324677/malam.itu.milik.jubing</ref><ref>http://www.thejakartapost.com/news/2008/07/19/guitar-lovers-gather-jubing-concert-new-album.html</ref> Di luar keberaniannya untuk berkolaborasi dengan seniman lainnya, Jubing Kristianto juga sangat memanfaatkan media internet sebagai sarana untuk memperkenalkan musik Indonesia kepada dunia. Ia diakui oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai "Gitaris Indonesia Pertama yang Menyebarluaskan Komposisi dan Aransemen Gitar Pribadi Secara Gratis di Internet" (2008).<ref>http://www.muri.org/index.php?news_id=1430</ref> Sebelumnya, pada tahun 2005, ia menerima penghargaan MURI sebagai "Penulis Ensiklopedia Gitar Pertama di Indonesia".<ref>http://www.muri.org/index.php?news_id=2247</ref> Selain mencoba membagikan keberanian untuk mempertunjukkan keindahan permainan gitar akustik tunggal, eksplorasi Jubing dalam aransemen musik untuk lagu anak-anak dan lagu tradisional Indonesia adalah upaya untuk memperkenalkan kekayaan khazanah musik Indonesia ke penggemar gitar akustik di dunia.<ref>http://www.thejakartapost.com/news/2009/02/01/different-landscapes-resonate-with-jubing.html</ref>

Revisi per 26 Februari 2012 23.17

Jubing (kanan) saat duet dengan Reda

Jubing Kristianto (lahir 9 April 1966) adalah seorang gitaris fingerstyle [1] Indonesia yang banyak menjelajahi berbagai repertoar. Jubing menggunakan gitar akustik bersenar nilon (gitar klasik) sebagai instrumennya.

Jubing dikenal pandai menghadirkan "suasana" yang ingin disampaikan sebuah lagu melalui gabungan berbagai teknik permainan gitar yang dinamis.[2] Selain itu, gitaris Indonesia ini juga memberikan sumbangan dalam musikalisasi puisi dengan melakukan kolaborasi antara permainan gitar dengan pembacaan puisi, bahkan ia juga berkolaborasi dengan penyair WS Rendra yang membaca puisi serta pelukis Susilowati Natakoesoemah dalam acara "Collaborathree" di Jakarta. Demikian pula kolaborasi permainan gitarnya dengan permainan perkusi tradisional Suryadi dan suara penyanyi tenor Abimanyu tampil memukau penggemar musik yang melihatnya.[3][4] Di luar keberaniannya untuk berkolaborasi dengan seniman lainnya, Jubing Kristianto juga sangat memanfaatkan media internet sebagai sarana untuk memperkenalkan musik Indonesia kepada dunia. Ia diakui oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai "Gitaris Indonesia Pertama yang Menyebarluaskan Komposisi dan Aransemen Gitar Pribadi Secara Gratis di Internet" (2008).[5] Sebelumnya, pada tahun 2005, ia menerima penghargaan MURI sebagai "Penulis Ensiklopedia Gitar Pertama di Indonesia".[6] Selain mencoba membagikan keberanian untuk mempertunjukkan keindahan permainan gitar akustik tunggal, eksplorasi Jubing dalam aransemen musik untuk lagu anak-anak dan lagu tradisional Indonesia adalah upaya untuk memperkenalkan kekayaan khazanah musik Indonesia ke penggemar gitar akustik di dunia.[7]

Kehidupan Awal

Jubing dibesarkan oleh ayah dan ibu yang mencintai musik. Usia 12 dia sudah tampil bergitar mengiringi teman-teman sekolahnya dalam konser publik. Dua tahun kemudian Jubing belajar gitar klasik pada Suhartono Lukito di Semarang, setelah terpikat permainan gitar tunggal seorang teman. Setahun kemudian dia masuk final Yamaha Festival Gitar Indonesia (YFGI) 1982 untuk bagian bebas atau non klasik.

Sejak itu Jubing kerap mengikuti YFGI-selalu di kategori bebas. Empat gelar juara I (tahun 1987, 1992, 1994, dan 1995) ia raih. Tahun 1984 ia meraih Distinguished Award pada Festival Gitar Yamaha se-Asia Tenggara di Hongkong.

Setamat SMA tahun 1985, Jubing kuliah di jurusan Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, Universitas Indonesia dan lulus tahun 1992.

Karier

Tahun 1990 - 2000

Tahun 1990, Jubing mulai bekerja di Tabloid Nova sebagai jurnalis. Ketika menjadi wartawan, ia sempat belajar gitar lagi pada Arthur Sahelangi. Jabatan terakhirnya di Tabloid Nova adalah redaktur pelaksana.

Sejak tahun 2000 Jubing sudah menampilkan aransemen dan komposisi gitar ciptaannya sendiri lewat website pribadinya. Para gitaris dari berbagai negara telah memainkannya. Sejumlah komposisi Jubing menjadi lagu wajib ujian gitar pada sekolah musik Yayasan Pendidikan Musik (YPM) Jakarta.

Tahun 2003 - 2007

Tahun 2003, Jubing mengundurkan diri dari Tabloid Nova. Ia mulai menjadi guru gitar klasik di Yayasan Musik Indonesia (Yamaha). Ia juga diminta menjadi penulis tetap di majalah edukasi musik "Staccato" dan majalah khusus gitar "Gitar Plus".

Tahun 2005 Jubing diajak membentuk Kwartet Punakawan oleh pianis dan budayawan Jaya Suprana. Bersama Heru Kusnadi (bas) dan Djunaedi Musilman (perkusi), kwartet ini memperkenalkan kekayaan lagu-lagu rakyat Indonesia di berbagai panggung pertunjukan di dalam dan luar negeri.

Pada kurun waktu ini Jubing menulis dua buku pengetahuan populer untuk gitaris, yakni "Gitarpedia: Buku Pintar Gitaris" (2005) dan "Membongkar Rahasia Chord Gitar" (2007). Keduanya diterbitkan Gramedia Pustaka Utama dan telah berkali-kali cetak ulang.

Tahun 2007 - sekarang

Tahun 2007 Jubing meluncurkan CD album solo gitar pertamanya "Becak Fantasy" yang diproduksi label IMC Record. Menyusul sukses album pertama, lahir album-album berikutnya: "Hujan Fantasy" (2008) "Delman Fantasy" (2009), dan "Kaki Langit" (2011) yang tetap didominasi permainan solo gitar akustik. Selain berisi aransemen dari lagu-lagu pop dan daerah, album-album Jubing juga berisi sejumlah komposisi solo gitar ciptaannya sendiri.

Pada Agustus 2008, Jubing diminta menjadi penata musik untuk film layar lebar "Kita Punya Bendera" [8] yang disutradarai Steven Purba. Film anak-anak bertema kebhinneka-tunggal-ika-an ini telah diputar di bioskop dan diputar di berbagai sekolah di Indonesia.

Selain mengajar dan memberi klinik maupun workshop, aktivitas Jubing kini adalah tampil bermain gitar untuk beragam acara di dalam dan luar negeri. Baik konser publik, konser privat, mengisi rekaman untuk musisi/penyanyi lain, hingga tampil di siaran-siaran televisi nasional.

Referensi

Pranala luar