Biokoenosis
Biokoenosis (juga disebut sebagai biokoenos, komunitas biotik, komunitas biologis, komunitas ekologi, atau himpunan hidup), diciptakan oleh Karl Möbius pada 1877, mendeksripsikan interaksi organisme-organisme yang hidup bersama di suatu habitat (biotop).[1] Penggunaan dari istilah ini sudah menurun pada abad ke-21.
Pada literatur paleontologis, istilah ini membedakan "himpunan hidup", yang mencerminkan komunitas hidup yang asli, yang hidup bersamaan pada satu tempat dan waktu yang sama. Dalam kata lain, hal tersebut adalah susunan fosil-fosil atau sebuah komunitas dari sebuah waktu spesifik, yang berbeda dengan "himpunan mati" (thanatokoenosis).[2] Tidak ada dan tidak pernah akan ada susunan fosil paleontologis yang dapat mewakili komunitas biologis asli secara keseluruhan (dalam kata lain, biokoenosis dalam konteks yang digunakan oleh ekolog); sehingga istilah ini memiliki perbedaan makna pada konteks paleontologi dan ekologi.[2]
Bedasarkan konsep biokoenosis, komunitas ekologi memiliki beberapa jenis wujud:
- Zookoenosis untuk komunitas fauna
- Fitokoenosis untuk komunitas flora
- Mikrobiokoenosis untuk komunitas mikroba.
Cakupan geografis dari sebuah biokoenos dibatasi oleh kebutuhan dari sebuah komposisi spesies yang kurang lebih seragam.