Bandar Udara Adi Soemarmo
Pangkalan TNI | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Udara |
Tipe unit | Lanud Tipe A |
Peran | Pangkalan Angkatan Udara |
Bagian dari | Kodiklatau |
Lanud | Surakarta |
Pelindung | Tentara Nasional Indonesia |
Moto | Prayatna Kerta Gegana |
Situs web | lanud-adisoemarmo.tni-au.mil.id |
Bandar Udara Adisumarmo Adisumarmo Airport Papan Anggegana Adisumarmo | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik / Militer | ||||||||||
Pemilik/Pengelola | Injourney | ||||||||||
Melayani | Solo Raya | ||||||||||
Lokasi | Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia | ||||||||||
Dibuka | 23 April 1974 | ||||||||||
Dibangun | 1940 | ||||||||||
Zona waktu | WIB (UTC+07:00) | ||||||||||
Ketinggian dpl | 128 mdpl | ||||||||||
Koordinat | 07°30′58″S 110°45′25″E / 7.51611°S 110.75694°E | ||||||||||
Situs web | www | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Jawa daerah di Indonesia | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
| |||||||||||
Statistik (2017) | |||||||||||
| |||||||||||
Bandar Udara Adisumarmo[1] (IATA: SOC, ICAO: WAHQ) adalah bandar udara yang terletak 14 kilometer barat laut dari Kota Surakarta (Solo), tepatnya berada di Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia. Selain sebagai pangkalan udara, bandar udara ini juga melayani penerbangan komersial sipil berjadwal ke beberapa kota-kota di Indonesia. Dengan keluarnya Permenhub KM 31/2024, maka status Bandar Udara Adi Soemarmo turun status menjadi bandar udara domestik.[2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Bandara ini dulu bernama Pangkalan Udara (Lanud) Panasan, karena terletak di kawasan Panasan. Bandara ini dibangun pertama kali pada tahun 1940 oleh Pemerintah Belanda sebagai lapangan terbang darurat.
Ketika bala tentara Jepang masuk ke Indonesia bandara tersebut sempat dihancurkan oleh Belanda namun dibangun lagi oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942 sebagai basis militer penerbangan angkatan laut (Kaigun Bokusha).
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia penyelenggaraan bandara dilaksanakan oleh “Penerbangan Surakarta” yang diresmikan pada tanggal 6 Februari 1946.
Pada tanggal 1 Mei 1946, Penerbangan Surakarta sejak berubah menjadi “Pangkalan Udara Panasan” yang hanya diperuntukkan penerbangan militer.
Pangkalan udara tersebut pertama kali digunakan secara resmi untuk penerbangan komersial pada tanggal 23 April 1974 yang dilayani oleh Garuda Indonesia dengan rute Jakarta-Kemayoran-Solo & Solo-Jakarta-Kemayoran dengan frekuensi 3-kali seminggu.
Pada tanggal 25 Juli 1977, “Pangkalan Udara Panasan” berubah nama menjadi “Pangkalan Udara Utama Adi Sumarmo” yang diambil dari nama Adi Soemarmo Wirjokusumo (adik dari Agustinus Adisucipto).
Pada tanggal 31 Maret 1989, Bandara ini ditetapkan menjadi Bandara Internasional dengan melayani penerbangan rute Solo-Kuala Lumpur & Solo-Singapore.
Pada tanggal 1 Januari 1992, Bandara Adi Sumarmo dikelola oleh Perusahaan Umum Angkasa Pura I yang pada tanggal 1 Januari 1993 berubah status menjadi Persero Terbatas Angkasa Pura I sampai dengan sekarang.
Data
[sunting | sunting sumber]Data bandara
[sunting | sunting sumber]- Jarak dari Surakarta: 14 kilometer
- Koordinat: 07°30´58"S, 110°45´25"E
- Ketinggian: 12m8 meter
- Jumlah terminal: 1 Terminal penumpang, 1 terminal kargo, 15 tempat parkir pesawat
Data lapangan
[sunting | sunting sumber]- Runway: Heading 08/26, 2,600 m (8.530 ft), 68/F/C/X/T, ILS, Lighting: Runway Edge, Runway End, RTIL
- Fire Category VIII, Rescue and fire fighting
- Navigational Aids: VOR-DME, NDB
- Landing Aids: PAPI, ALS, ILS CAT I
- Airfield Restrictions: Wide body ACFT make 180 turn at the end of Runway
Fasilitas kargo
[sunting | sunting sumber]Kapasitas 48tonnes (105.000 lbs), gudang seluas 574m² (6,178sq ft), kawasan berikat, hanya kargo domestik, karantina hewan, fasilitas kesehatan, peralatan X-ray, bahan berbahaya, GPU, sabuk berjalan kargo, dan kursi roda.
Maskapai penerbangan
[sunting | sunting sumber]Transportasi
[sunting | sunting sumber]- Bus
Bus | Tujuan | Tarif |
---|---|---|
Damri | Terminal Tirtonadi | Rp20.000,00 |
Batik Solo Trans (BST) | Koridor 1 (Bandara - Palur) | Rp 3.700,00 |
- Taksi Bandara
- Kereta Bandara Adi Soemarmo
- Ojek Online
- Travel
Insiden
[sunting | sunting sumber]- 30 November 2004, Lion Air Penerbangan 538 dengan pesawat berjenis MD-82 tergelincir saat melakukan pendaratan di landasan pacu hingga keluar dari landasan.
Sebagai pusat pendidikan TNI Angkatan Udara
[sunting | sunting sumber]Lanud Adi Soemarmo yang terletak 11 km sebelah barat Kota Surakarta pada awalnya merupakan lapangan terbang darurat yang dibangun tahun 1940.[3] Dengan datangnya tentara Jepang tahun 1942 landasan tersebut digunakan sebagai basis militer penerbangan tentara Jepang, maka dibangunlah landasan, bangunan-bangunan untuk kantor, asrama, gudang, dapur, menara dan hanggar. Setelah proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Komite Nasional Indonesia (KNI) Colomadu dan Badan Perjuangan mengadakan perundingan dengan Komandan Butai Panasan. Hasil dari perundingan tersebut menghasilkan keputusan berupa pengosongan oleh tentara jepang. Dengan penyerahan lapangan terbang panasan kepada pihak Badan Perjuangan Panasan merupakan beban yang tidak ringan. Kegiatan tersebut dimanifestasikan dalam bentuk organisasi yang dinamakan penerbangan Surakarta yang dibentuk tanggal 6 Pebruari 1946.
Peresmian tersebut diramaikan dengan demonstrasi penerbangan dan Joy Flight dengan pesawat-pesawat yang didatangkan dari Yogyakarta. Organisasi ini merupakan cikal bakal lahirnya pangkalan udara panasan. Sejalan dengan perkembangan situasi dan kondisi organisasi ketentaraan di Indonesia menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), jawatan penerbangan lebur menjadi satu yaitu TRI Angkatan Udara. Pada bulan Mei 1946 telah datang pesawat Cureng dari markas tertinggi TRI Angkatan Udara di Yogyakarta yang membawa rombongan KSAU Komodor Udara Suryadi Suryadarma, Wakil KSAU Komodor Udara R. Sukarnaen Martodisumo dan Prof. DR. Abdul Rachman Saleh. Maksud kedatangan rombongan tersebut untuk menerima penyerahan penerbangan Surakarta dari Divisi IV Surakarta yang terdiri dari Kolonel Sutarto, Letkol Mursito dan Letkol Sudibyo. Secara resmi Penerbangan Surakarta menjadi Pangkalan Udara Panasan yang merupakan integral dari Angkatan Udara. Sebagai Komandan Pangkalan Udara Panasan dijabat oleh Opsir Muda Udara I Soeyono, Opsir Muda Udara II Ali Sutopo sebagai wakil dan Opsir Muda Udara III Sartolo sebagai Kegartier Master.
Tanggal 16 Maret 1959 merupakan lembaran baru bagi Pangkalan Angkatan Udara Panasan (Detasemen
PPKAU yang merupakan pusat pendidikan Angkatan Udara, pada tanggal 27 Juni 1965 diresmikan oleh Menteri/Panglima Angkatan Udara menjadi Wing Pendidikan (Wingdik) Pangkalan Angkatan Udara Panasan dijabat oleh Kolonel Udara Suyoto sebagai Komandan Pangkalan Angkatan Udara Panasan. Wingdik 4 membawahi 3 Kesatuan Pendidikan yaitu: Kesatuan Pendidikan 010, Kesatuan Pendidikan 011 dan Kesatuan Pendidikan 004. Wing Pendidikan 4 tidak hanya mendidik anggota-anggota TNI
Perkembangan selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan KASAU No: Skep/07/VIII/1977 tanggal 25 Juli 1977 Wing Pendidikan 4 Pangkalan Angkatan Udara Panasan berubah nama menjadi Wing Pendidikan 4 Pangkalan Udara Utama (Lanuma) Adi Soemarmo. Sebagai Komandan Lanuma Adi Soemarmo dijabat oleh Kolonel Pnb Suharjo. Nama Adi Soemarmo diambil dari nama seorang tokoh TNI
Sebagai pusat pendidikan bagi Prajurit TNI Angkatan Udara
[sunting | sunting sumber]Lanud Adi Soemarmo melaksanakan fungsi dan kegiatannya sebagai tempat pendidikan TNI Angkatan Udara yang mewakili lembaga pendidikan, antara lain:
Pada waktu Komandan Lanud Adi Soemarmo dijabat oleh Kolonel Pnb Surya Dharma S.IP (1999) terdapat perubahan nama dan tambahan pada lembaga-lembaga pendidikan. Berdasarkan Surat Keputusan KSAU No: Skep/4/III/1999 Lanud Adi Soemarmo membawahi 5 Skadron Pendidikan (Skadik), yaitu Skaron Pendidikan 401, Skadron Pendidikan 402, Skadron Pendidikan 403, Skadron Pendidikan 404 dan Skadron Pendidikan 405.
Dengan kekalahan Jepang oleh sekutu dan diikuti lahirnya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang sangat ditunggu-tunggu oleh bangsa Indonesia telah membawa semangat baru bagi bangsa Indonesia, yaitu semangat sebagai bangsa yang merdeka dan berhak menentukan nasib sendiri. Pangkalan-pangkalan di bawah kekuasaan Jepang secara berangsur dapat direbut oleh para pejuang bangsa Indonesia, baik melalui pertempuran maupun secara diplomasi. Pangkalan Udara Panasan dapat diambil alih oleh para pejuang bangsa Indonesia melalui diplomasi di bawah kekuasaan Divisi IV Surakarta. Selanjutnya sebagai Komandan Devisi IV Surakarta Kolonel Inf. Soetarto menyerahkan Pangkalan Udara Panasan kepada panitia yang diketuai oleh Soejono. Dalam perkembangan berikutnya Pangkalan Udara Panasan dimanifestasikan dalam sebuah organisasi yaitu Penerbangan Surakarta yang diresmikan pada tanggal 6 Februari 1946, dihadiri oleh pembesar-pembesar militer dan sipil serta tokoh masyarakat sekitar Surakarta.[4]
Sejalan dengan perkembangan organisasi ketentaraan di Indonesia seperti halnya Jawatan Penerbangan telah berubah menjadi Tentara Republik Indonesia, maka jawatan-jawatan yang menyelenggarakan penerbangan meleburkan diri menjadi Angkatan Udara. Pada bulan Mei 1946 telah datang empat buah pesawat jenis cureng ke Pangkalan Udara Panasan dari Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta dengan membawa Kepala Staf Angkatan Udara Komodor Udara S. Suryadarma, Wakil Kepala Staf Komodor Udara R. Soekarnaen Martokusumo Dan Prof Dr. Abdulrachman Saleh. Adapun maksud kedatangan rombongan tersebut adalah menerima secara resmi organisasi penerbangan dari Devisi IV Surakarta, maka Pangkalan Udara Panasan resmi menjadi bagian integral dari Angkatan Udara Indonesia yang selanjutnya bertugas menjaga kedaulatan wilayah udara nusantara. sebagai Komandan Pangkalan Udara Panasan ditetapkan Opsir Muda I Soejono dan wakilnya Opsir Udara II Ali Soetopo. Setelah terjadinya pergantian beberapa kali komandan dan selesainya perang revolusi fisik, maka tibalah saatnya masa pengisian kemerdekaan RI, demikian juga Pangkalan Panasan turut aktif mendukung pembangunan dalam bidang pendidikan di TNI
- Secapa berubah menjadi Skadik 401 yang tugas dan fungsinya mendidik Calon Perwira Dan Siswa Ikatan Dinas Pendek (IDP).
- Skadik 402 adalah lembaga pendidikan yang tugas dan fungsinya untuk mendidik siswa sekolah dasar kecabangan Paskhas dan Pom
AU . - Secaba berubah menjadi skadik 403 yang tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan pertama siswa calon bintara pria dan Wanita Angkatan Udara (WARA) dari masyarakat umum (dikum) dan bintara pria dari tamtama (reguler).
- Secata berubah menjadi Skadik 404 yang tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan sekolah pertama siswa calon tamtama.
- Sejurpas, Sejurjasmil dan Seradum digabung menjadi Skadik 405 yang tugas dan fungsinya mengelola pendidikan sekolah dasar tamtama Paskhas dan Pom
AU , sekolah jurusan bintara Paskhas dan PomAU sekolah dan kejuruan jasmani militer, sekolah radar umum dan darat, kursus bintara manjemen kejuruan jasmani militer dan kursus bintara manajemen kejuruan pom.
Komandan
[sunting | sunting sumber]- Kolonel Pnb Poernomo (1985)
- Kolonel Pnb Darmadji (1985–1988)⭐
- Kolonel Pnb Jogyanto (1988–1990)⭐⭐
- Kolonel Pnb Mursabdo (1990–1991)
- Kolonel Pnb Sudiarto (1991–1992)
- Kolonel Pnb Iskak Karmanto (1992–1994)⭐⭐
- Kolonel Pnb Suparno Muanam (1994–1995)⭐
- Kolonel Pnb Mulyanto Djojoadikusumo (1995–1997)⭐⭐
- Kolonel Pnb Herman Prayitno (1997)⭐⭐⭐⭐
- Kolonel Pnb Sholeh Tridjoko (1997–1999)⭐
- Kolonel Pnb SuryaDharma Ali (1999–2000)⭐⭐
- Kolonel Pnb Boy Syahril Qamar (2001–2003)⭐⭐⭐
- Kolonel Pnb Potler Gultom (2003–2005)⭐⭐
- Kolonel Nav Muhammad Syafi'i (2005–2007)⭐
- Kolonel Pnb Dedy Nitakomara (2007–2009)⭐⭐
- Kolonel Pnb Herry Irsal (2009–2010)⭐⭐
- Kolonel Pnb Hadi Tjahjanto (2010–2011)⭐⭐⭐⭐
- Kolonel Pnb Kusworo (2011–2013)⭐⭐⭐
- Kolonel Pnb Agus Radar Sucahyo (2013–2014)⭐⭐
- Kolonel Pnb Hendrikus Haris Haryanto (2014–2015)⭐⭐
- Kolonel Nav Agus Priyanto (2015–2016)⭐⭐
- Kolonel Pnb Mohamad Tonny Harjono (2016–2018)⭐⭐⭐⭐
- Kolonel Pnb Indan Gilang Buldansyah (2018–2019)⭐
- Kolonel Pnb Adrian P. Damanik (2019–2020)⭐
- Kolonel Nav I Nyoman Suadnyana (2020–2021)⭐
Validasi Organisasi Lanud Type A[5]
- Marsma TNI Agus Setiawan (2021–2023)⭐
- Marsma TNI Ridha Hermawan, S.H., M.Han. (2023—Sekarang)⭐
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Direktorat Jenderal Perhubungan Udara".
- ^ Adi Sumarmo International Airport Solo Diarsipkan 2012-03-09 di Wayback Machine., Asiarooms.com, Accessed 25 July 2010
- ^ "Lanud Adi Soemarmo"
- ^ "Pangkalan Adi Soemarmo Sebagai Pangkalan Pendidikan TNI Angkatan Udara"
- ^ "Kasau Pimpin Pergantian Empat Pejabat TNI
AU dan Peresmian Validasi Organisasi Kodiklatau serta Lanud Tipe A"
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) (Inggris) Situs web resmi
- (Indonesia) (Inggris) Situs web resmi PT Angkasa Pura I
- [1]
- ^ "Kabupaten Boyolali". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2017-03-27.