Choe Chi-won
Choe Chi-won | |
Nama Korea | |
---|---|
Hangul | 최치원 |
Hanja | |
Alih Aksara | Choe Chiwon |
McCune–Reischauer | Ch'oe Ch'i-wŏn |
Nama pena | |
Hangul | 해운, 고운 |
Hanja | |
Alih Aksara | Hae(-)un, Goun |
McCune–Reischauer | Hae(-)un, Koun |
Choe Chi-won (857-abad ke-10) merupakan pejabat Konfusianisme terkemuka, filsuf, dan pujangga bekas Silla Bersatu periode (668-935). Ia belajar selama bertahun-tahun di Tang Cina, lulus dari Tang ujian negara, dan naik pangkat ke posisi pejabat tinggi di sana sebelum kembali ke Silla, di mana ia membuat upaya yang akhirnya sia-sia untuk mereformasi pejabat pemerintah negara Silla yang menurun kejayaannya. Di dalam tahun-tahun terakhirnya ia beralih ke arah Buddhisme dan menjadi sarjana pertapa yang tinggal di dalam dan sekitar kuil Haeinsa, Korea.
Choe Chi-won juga dikenal dengan nama sastranya "Haeun" ("Awan Laut"), atau lebih umumnya, "Goun" ("Awan Kesepian"). Ia dikenang pada hari ini sebagai kakek moyang klan Choe Gyeongju.
Kehidupan awal dan belajar di Tang
[sunting | sunting sumber]Choe Chi-won dilahirkan di distrik Saryang di ibu kota Silla Gyeongju pada tahun 857. Ia dinamakan "ketua kelas ranking enam" (yukdupum
Pada tahun-tahun awal diikuti penyatuan pelajar-pelajar ketua ranking enam diterima sebagai siswa di dalam "Akademi Konfusianisme Nasional," Silla sendiri yang didirikan di akhir abad ke-7. Pada abad ke-9, namun, para pelajar Silla yang ambisius bercita-cita untuk mencari pendidikan mereka di sumber yang sangat, di ibu kota Tang Chang'an (yang sekarang Xi'an). Cara abad ke-9 bahwa klan Choe Gyeongju membina hubungan dekat dengan monarki Silla, dan sebagai akibatnya banyak klan Choe dikirim untuk menjadi siswa di Tiongkok dengan tujuan utama lulus dari ujian pelayanan sipil Cina dan kembali bekerja di istana Silla.
Menurut catatan di dalam riwayat Korea pada abad ke-12 Samguk Sagi, ketika Choe berusia 12 tahun, pada tahun 869, ayahnya mengirimnya belajar ke Tang, mengantarnya pergi dengan peringatan jika ia tidak lulus ujian negara Cina dalam waktu 10 tahun maka ia memutuskan hubungan keluarga dengannya. Selama satu dekade Choe sungguh-sungguh lulus di dalam ujian pelayanan sipil Cina yang tertinggi, suatu tingkat yang didambakan jinshi (
海 內誰憐海外人
問 津 何處 是 通津
本 求 食 祿 非 求 利
只 爲 榮 親 不爲 身
客 路 離愁 江上 雨
故 園 歸 夢 日邊 春
濟 川 幸 遇 恩 波 廣
願 濯凡纓 十 載 塵
Siapa di sana di antara Cina untuk bersimpati dengannya tanpa?
Aku bertanya kepada feri yang akan membawaku menyeberangi sungai,
Awalnya aku hanya mencari makan dan gaji, bukan kepentingan kantor,
Hanya memuliakan orangtua, bukan untuk kepentinganku sendiri.
Jalan musafir, hujan turun ke sungai;
Bekas rumahku, bermimpi pulang, musim semi di bawah matahari.
Menyeberangi sungai aku bertemu dengan keberuntungan gelombang luas.
Mencuci sepuluh tahun debu dari kopiahku yang sederhana.
Riwayat Samguk Sagi menjelaskan lagi kepada kita bahwa Choe - Konfusianisme yang sempurna - memikirkan orangtuanya yang sudah berusia lanjut ketika ia meminta izin dari kaisar Tang untuk kembali ke Silla. Hal ini sepatutnya diberikan dan ia kembali ke rumahnya pada tahun 885. Ia berusia 28 tahun pada saat itu.
Upaya-upaya reformasi
[sunting | sunting sumber]Segera setelah kembali ke Silla Choe ditunjuk sebagai instruktor dan pembaca di Akademi Konfusianisme Silla, Hallim. Ia bolak-balik ke berbagai posisi, termasuk Menteri Perang dan Kepala berbagai daerah prefektur. Meskipun pada tahun 893 ia ditunjuk sebagai kepala utusan misi diplomatik ke Tang Cina, kelaparan dan pergolakan berikutnya di Silla menghalangi perjalanannya. Tang segera jatuh tak lama setelah itu dan Choe tidak pernah melihat Cina lagi.
Pensiun dan kehidupan akhir
[sunting | sunting sumber]Tanggal kematian Choe tidak diketahui, meskipun ia masih hidup sampai tahun 924, tanggal dari satu pahatan prasastinya yang selamat. Satu catatan yang fantastik yang berhubungan dengan sandal jerami Choe ditemukan di tepi hutan Gunung Gaya (Gayasan), lokasi Haeinsa, dan Choe itu menjadi Tao yang kekal dan naik ke surga. Teori sejarah yang lebih mendatar lagi adalah bahwa ia bunuh diri, namun ini hanya merupakan suatu dugaan.
Karya-karya
[sunting | sunting sumber]Sebuah koleksi puisi Choe yang berukuran besar, yang awalnya diduga termasuk di dalam karya yang dipersembahkan untuk Raja Heongang yang disebutkan di atas, telah turun melalui sumber Korea lain, terutama Dongmunseon, sebuah koleksi puisi Korea dari Dinasti Joseon. Beberapa ayatnya juga termasuk di dalam abad ke-12 Samguk Sagi.
Ukiran prasasti Choe yang selamat, yang dinamakan Sasan bimyeong (사산비명,
- Jingamguksa bimyeong (진감국사비명,
眞 鑑 國師 碑銘 ) Prasasti Peringatan untuk Master Jingam [Hyeso] Kuil Ssanggye, tahun 887, di Kuil Ssanggye, provinsi Gyeongsang Selatan. - Daesungboksa bimyeong (대숭복사비명,
大 崇 福 寺 碑銘 ) Prasasti di Kuil Daesungbok, tahun 885, Gyeongju (tidak sepenuhnya masih ada). - Nanghyehwasang bimyeong (낭혜화상비명,
朗 慧 和 尙碑銘 ) Prasasti Peringatan untuk Master Ranghye Kuil Seongju, tahun 890, di Kuil Seongju, provinsi Chungcheong Selatan. - Jijeungdaesa bimyeong (지증대사비명,
智 證 大使 碑銘 ) Prasasti Peringatan untuk Master Jijeung Kuil Pongam, tahun 924, di Mungyeong, provinsi Gyeongsang Utara.
Catatan Selanjutnya Dalam Bahasa Inggris
[sunting | sunting sumber]- Chang, Tok-sun. “Ch’oe Ch’i-wŏn and Legendary Literature.” Korea Journal (August 1977):56-64.[1]
- Chung, Kei-won. “Biographies of Choi Chi-won and Chung Mong-chu”. Korean Research Bulletin 1 (1944):21-24.
- Ha, Tae Hung. “The Tomb of the Twin Sisters”. In Folk Tales of Old Korea. Seoul: Yonsei University Press:100-110. [legendary tale concerning Ch’oe during his service in China, translated from the Sui chŏn]
- Jones, George Heber. “Ch'oe Ch'i-wun: His Life and Times”. Transactions of the Korea Branch of the Royal Asiatic Society 3 (1903):1-17.
- Ryang, Key S. [Yang Ki-sŏn]. “Ch’oe Ch’i-won’s (b. 857) T’ang Poetry and its Modern Interpretation.” Journal of Korean Studies 5 (1996).
- Ryang, Key S. [Yang Ki-sŏn]. “Ch’oe Ch’i-won, Silla Sasan pi’myŏng (
四山 碑銘 : Silla’s Four Mount Steles)”. Review Article. Journal of Korean Studies 6 (November 1996). - Ryang, Key S. “Ch’oe Ch’i-won’s (b. 857) Biography and Kim Pusik’s Samguk sagi (1145)”. Journal of Korean Studies 8 (December 2005).