Miksomatosis
Miksomatosis adalah penyakit yang menyerang kelinci dan disebabkan oleh virus Myxoma. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada kelinci laboratorium di Uruguay pada akhir abad ke-19. Penyakit ini dibawa ke Australia pada tahun 1950 sebagai bagian dari upaya untuk menekan populasi kelinci. Kelinci yang terserang penyakit ini mengalami tumor kulit, dan kadang-kadang ada pula yang menjadi buta, dan setelah itu timbul gejala lelah dan demam. Kelinci yang terserang penyakit ini biasanya mati dalam waktu 14 hari.
Penyakit ini menular melalui kontak langsung dengan hewan yang mengidap penyakit ini atau akibat gigitan kutu atau nyamuk yang pernah menggigit kelinci yang terinfeksi. Akibat risiko transmisi dari serangga, kelinci peliharaan di daerah yang rentan sangat membutuhkan vaksinasi.[1]
Pada Oktober 2018, dilaporkan bahwa virus miksomatosis yang telah bermutasi mulai menyerang terwelu di Britania Raya.[2][3]
Penanganan
[sunting | sunting sumber]Dokter hewan bisa salah mendiagnosis miksomatosis sebagai pasteurelosis, yaitu infeksi bakteri yang dapat ditangani dengan antibiotik.[4] Namun, tidak ada obat untuk penyakit miksomatosis kecuali perawatan untuk mengurangi penderitaan hewan yang terserang penyakit ini.[5] Kenyataannya, pemilik kelinci peliharaan yang terkena penyakit ini sering kali diminta untuk mengeutanasia hewan peliharaan mereka untuk mengakhiri penderitaannya.
Pengendali populasi
[sunting | sunting sumber]Di Australia, virus ini pertama kali dicoba untuk mengendalikan populasi kelinci pada tahun 1938. Virus ini lalu disebar pada tahun 1950. Virus ini sangat efektif dan mengurangi populasi kelinci dari sekitar 600 juta menjadi 100 juta dalam kurun waktu dua tahun. Namun, kelinci yang masih bertahan tidak terlalu terkena dampak penyakit ini. Resistensi genetik terhadap miksomatosis mulai tampak tidak lama setelah virus ini disebar, dan keturunan dari mereka yang selamat memperoleh kekebalan sebagian dalam kurun waktu dua dasawarsa. Resistensi telah meningkat secara perlahan sejak dasawarsa 1970-an; penyakit ini kini membunuh sekitar 50% kelinci yang terinfeksi. Untuk semakin menggenjot penurunan populasi, virus kedua (kalisivirus kelinci) mulai disebar pada tahun 1996.
Vaksin
[sunting | sunting sumber]Terdapat vaksin yang tersedia untuk kelinci peliharaan (kode ATCvet: QI08AD02).[1] Vaksin ini tidak boleh dipakai di Australia karena virus hidup di vaksin ini bisa menyebar ke populasi kelinci liar dan dapat menimbulkan kekebalan pada kelinci liar.[6] Jika hal ini terjadi, jumlah kelinci liar akan meningkat drastis dan dapat mengakibatkan kerugian ekonomi dan lingkungan.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Dykes, Linda; Brown, Judith (2000). "Understanding Myxomatosis". Rabbit Welfare Association & Fund. Diakses tanggal 17 Juli 2011.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Hares could be wiped out, experts warn, as mystery deaths spark fears RHD-2 has 'jumped' from rabbits". The Telegraph.
- ^ "Concern over hare deaths". New Scientist. 20 October 2018. hlm. 4.
- ^ "Pasteurellosis". Long Beach Animal Hospital. Diakses tanggal 17 Juli 2011.
- ^ "Myxomatosis in Rabbits". Exoticpets.about.com. 14 Desember 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-04. Diakses tanggal 3 Juni 2010.
- ^ a b "Information on myxomatosis vaccine availability in Australia" (PDF). Department of Agriculture, Fisheries and Forestry. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2 September 2012. Diakses tanggal 3 Oktober 2012.