(Translated by https://www.hiragana.jp/)
Paramita - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke isi

Paramita

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Seorang bodhisatta yang sedang membantu banyak makhluk lainnya, sebagai usaha untuk menyempurnakan pāramī. Manuskrip daun lontar. Nalanda, Bihar, India.

Dalam Buddhisme, paramita, pāramī (Pāli), atau pāramitā (Pāli dan Sanskerta)—juga disebut sebagai kesempurnaan—adalah kualitas sifat-sifat luhur yang umumnya dikaitkan dengan makhluk yang tercerahkan. Pāramī dan pāramitā keduanya adalah istilah dalam bahasa Pali, tetapi literatur Pali lebih banyak menggunakan istilah pāramī, sedangkan kitab-kitab Mahayana umumnya menggunakan istilah Sanskerta pāramitā.[1][2]

Dalam aliran Theravāda, pāramī merupakan akumulasi puncak dari kebajikan yang diaspirasikan untuk pencapaian Nibbāna.[3] Pāramī didasarkan pada sepuluh jenis paramita yang tertulis dalam kitab Buddhavaṁsa dan Cariyāpiṭaka di Tripitaka Pāli.

Dalam aliran Mahāyāna, pāramitā merupakan "dasar pelatihan" bagi mereka yang ingin mencapai kecerahan. Pāramitā didasarkan pada daftar enam jenis paramita dalam Prajñapāramitā Sūtra dan empat jenis paramita lainnya dalam Daśabhūmika Sūtra yang tertulis di Tripitaka Tionghoa.

Theravāda

[sunting | sunting sumber]

Kitab-kitab Theravāda menjelaskan bahwa syarat suatu perbuatan disebut sebagai paramita, bukan sebatas kebajikan (Pāli: puñña), adalah terpenuhinya lima unsur berikut ini:[4]

Sepuluh jenis paramita

[sunting | sunting sumber]

Dalam Tripitaka Pāli aliran Theravāda, kitab Buddhavaṁsa dan Cariyāpiṭaka bagian Khuddaka Nikāya menguraikan sepuluh jenis paramita (Pāli: dasa pāramiyo) sebagai berikut:[5]

  1. Dāna pāramī: kedermawanan, derma, pemberian diri sendiri
  2. Sīla pāramī: sila, moralitas, akhlak, perilaku benar
  3. Nekhamma pāramī: pelepasan, kehidupan monastik
  4. Paññā pāramī: kebijaksanaan
  5. Viriya pāramī: energi, ketekunan, kekuatan, usaha
  6. Khanti pāramī: kesabaran, toleransi, penerimaan, ketahanan
  7. Sacca pāramī: kebenaran, kejujuran
  8. Adhiṭṭhāna pāramī: tekad, resolusi
  9. Mettā pāramī: cinta kasih, niat baik, keramahan
  10. Upekkhā pāramī: keseimbangan batin, ketenangan

Dua dari kualitas di atas, mettā dan upekkhā, juga merupakan bagian dari Brahmavihāra, dan dua lainnya–viriya dan upekkha–merupakan bagian dari Tujuh Faktor Kecerahan.

Paramita vs kebajikan

[sunting | sunting sumber]

Paramita adalah akumulasi puncak dari kebajikan yang diaspirasikan untuk pencapaian Nibbāna, alih-alih keuntungan duniawi. Paramita (Pāli: pāramī) berbeda dari kebajikan (Pāli: puñña) dalam arti apabila menghasilkan kelahiran kembali, maka kebajikan yang akan melahirkan makhluk di alam-alam tertentu. Kebajikan tidak akan bisa membuat suatu makhluk keluar dari saṃsāra karena kebajikan berbuah di dalam saṃsāra. Kebajikan mengendorkan ikatan suatu makhluk di saṃsāra, tidak melepaskannya. Dengan kebajikan, seseorang mendapatkan kehidupan yang baik sehingga mempermudah seseorang untuk belajar (pariyatti) dan berlatih meditasi (paṭipatti). Namun, untuk keluar dari saṃsāra, dibutuhkan paramita atau pāramī. Paramita membantu penembusan Empat Kebenaran Mulia (paṭivedha) dan pencapaian Nibbāna.[4]

Sarjana studi agama Dale S. Wright menyatakan bahwa teks-teks Mahāyāna merujuk pada pāramitā sebagai "dasar pelatihan" bagi mereka yang ingin mencapai kecerahan. Wright menggambarkan pāramitā sebagai daftar aspirasi yang membimbing pengembangan diri dan memberikan gambaran konkret tentang aspirasi Buddha.[6]

Enam jenis paramita

[sunting | sunting sumber]

Dalam aliran Mahāyāna, Prajñapāramitā Sūtra dan sejumlah besar teks Mahāyāna lainnya mencantumkan enam jenis paramita:[7][8]

  1. Dāna pāramitā (दान पारमिता): kedermawanan, derma, pemberian diri sendiri (dalam bahasa Tionghoa, Korea, dan Jepang, 布施ふせ波羅蜜はらみつ; dalam bahasa Tibet, སྦྱིན་པ sbyin-pa)
  2. Śīla pāramitā (शील पारमिता): sila, moralitas, akhlak, perilaku benar (持戒じかい波羅蜜はらみつ; ཚུལ་ཁྲིམས tshul-khrims)
  3. Kṣānti pāramitā (क्षान्ति पारमिता): kesabaran, toleransi, penerimaan, ketahanan (忍辱にんにく波羅蜜はらみつ; བཟོད་པ bzod-pa)
  4. Vīrya pāramitā (वीर्य पारमिता): energi, ketekunan, kekuatan, usaha (精進しょうじん波羅蜜はらみつ; བརྩོན་འགྲུས brtson-’grus)
  5. Dhyāna pāramitā (ध्यान पारमिता): konsentrasi terpusat, kontemplasi (禪定ぜんじょう波羅蜜はらみつ, བསམ་གཏན bsam-gtan)
  6. Prajñā pāramitā (प्रज्ञा पारमिता): kebijaksanaan (般若はんにゃ波羅蜜はらみつ; ཤེས་རབ shes-rab)

Daftar ini juga disebutkan oleh Dhammapala, penulis kitab komentar Theravāda, yang menggambarkannya sebagai kategorisasi dari sepuluh paramita Buddhisme Theravada. Menurut Dhammapala, Sacca diklasifikasikan sebagai Śīla dan Prajñā; Mettā dan Upekkhā diklasifikasikan sebagai Dhyāna; dan Adhiṭṭhāna termasuk dalam keenamnya.[8] Bhikkhu Bodhi menyatakan bahwa korelasi antara kedua aliran tersebut menunjukkan adanya inti yang sama sebelum aliran Theravāda dan Mahāyāna terpecah.[9]

Empat jenis paramita

[sunting | sunting sumber]

Dalam Daśabhūmika Sūtra aliran Mahāyāna, empat jenis paramita tambahan diuraikan sebagai berikut:

  1. Upāya pāramitā (उपाय पारमिता): cara yang terampil (方便ほうべん波羅蜜はらみつ
  2. Praṇidhāna pāramitā (प्राणिधान पारमिता): sumpah, resolusi, aspirasi, tekad (ねがい波羅蜜はらみつ
  3. Bala pāramitā (बल पारमिता): kekuatan spiritual (ちから波羅蜜はらみつ
  4. Jñāna pāramitā (ज्ञान पारमिता): pengetahuan (さとし波羅蜜はらみつ

Mahāratnakūṭa Sūtra (महारत्नकूट सूत्र, Sutra Tumpukan Permata) juga mencakup empat jenis paramita tambahan ini, dengan urutan Praṇidhāna dan Bala yang dibalik.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ www.wisdomlib.org (2008-06-01). "Paramita, Pāramitā, Pāramita: 12 definitions". www.wisdomlib.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-28. Diakses tanggal 2020-01-28. 
  2. ^ "A Treatise on the Paramis: From the Commentary to the Cariyapitaka". www.accesstoinsight.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-11. Diakses tanggal 2020-01-27. 
  3. ^ Bodhi, Bhikkhu (2005). "A Treatise on the Paramis: From the Commentary to the Cariyapitaka". www.accesstoinsight.org. Diakses tanggal 2024-04-11. 
  4. ^ a b Kheminda, Ashin (2017). "Tentang Kebajikan dan Pāramī". Dhammavihārī Buddhist Studies. Diakses tanggal 2024-04-11. 
  5. ^ Dhammapala, Acariya. (1996). A treatise on the Paramis : from the commentary to the Cariyapitaka (PDF). Translated by Bodhi, Bhikkhu. Kandy, Sri Lanka: Buddhist Publication Society. hlm. 2–5. ISBN 955-24-0146-1. OCLC 40888949. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-06-22. Diakses tanggal 2020-01-26. 
  6. ^ Wright, Dale Stuart (2009). The Six Perfections: Buddhism and the Cultivation of Character (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. 3–4. ISBN 978-0-19-538201-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 2020-01-27. 
  7. ^ Wright, Dale Stuart (2009). The Six Perfections: Buddhism and the Cultivation of Character (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. contents. ISBN 978-0-19-538201-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 2020-01-27. 
  8. ^ a b Bodhi, Bhikkhu (2007-12-01). The Discourse on the All-embracing Net of Views: The Brahmajāla Sutta and Its Commentaries (dalam bahasa Inggris). Buddhist Publication Society. hlm. 300. ISBN 978-955-24-0052-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 2020-01-27. 
  9. ^ Bodhi, Bhikkhu (2007-12-01). The Discourse on the All-embracing Net of Views: The Brahmajāla Sutta and Its Commentaries (dalam bahasa Inggris). Buddhist Publication Society. hlm. 44. ISBN 978-955-24-0052-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 2020-01-27.