Sejarah Korea Utara
Sejarah Korea Utara dimulai saat Jepang menyerah di akhir Perang Dunia II pada 1945 sehingga membuat perpisahan antara Korea di garis 38. Uni Soviet menduduki bagian utara, sementara Amerika Serikat menduduki bagian selatan. Uni Soviet dan amerika Serikat gagal untuk mencapai kesepakatan menyatukan kembali negara tersebut, dan pada 1948 kedua negara mendirikan dua pemerintahan yang terpisah - Uni Soviet membentuk Republik Demokratik Rakyat Korea sementara barat membentuk Republik Korea yang keduanya saling mengklaim sebagai pemerintah resmi yang berdaulat atas seluruh wilayah Korea.
Pada 1950 saat Perang Korea pecah, pemisahan garis di paralel utara ke-38 digantikan menjadi Zona Demiliterisasi Korea. Ketegangan antara kedua pihak terus berlanjut. Kim-Il-Sung memimpin korea hingga akhir hidupnya pada 1994. Ia membangun budaya pemujaan individu atas dasar prinsip Juche. Putra Kim-Il-Sung, Kim-Jong-il menjadi penerusnya dan kekuasaan tersebut masih diteruskan hingga putranya, Kim Jong-un. Korea Utara mendapat perhatian internasional atas program misil nuklir nya. Pada 2018, Kim Jong-un membuat usul perdamaian antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Sebelum Pemisahan
[sunting | sunting sumber]Pada 1910 hingga akhir Perang Dunia II, Korea berada dibawah jajahan Jepang. Pada masa tersebut, kebanyakan penduduk Korea berprofesi sebagai petani.[1] Pada 1930-an, Jepang membangun pertambangan, bendungan hidro elektrik dan pabrik manufaktur di utara Korea dan Manchuria.[2] Warga kelas pekerja Korea meningkat drastis dan banyak penduduknya yang pindah bekerja di Manchuria.[3] Sebagai dampak, 65% industri berat Korea berlokasi di utara dan hanya 37% yang digunakan sebagai agrikultur.[4]
Pergerakan melawan pendudukan imperialisme kolonial Jepang meningkat yang dipimpin oleh pemimpin gerilya komunis Kim Il-sung.
Korea bagian utara mendapatkan lebih sedikit paparan budaya barat, terutama terhadap masuknya agama. Sejak kehadiran para misionaris pada akhir abad ke-19, barat laut Korea,dan Pyongyang sangat kuat dengan Kekristenan hingga Pyongyang dijuluki sebagai "Yerusalem dari Timur"
Pemisahan Korea
[sunting | sunting sumber]Melalui Konferensi Tehran pada November 1943 dan Konferensi Yalta pada 1945, Uni Soviet berjanji untuk bergabung dengan sekutunya pada Perang Pasifik di Hari Kemenangan di Eropa dalam waktu 3 bulan. Pada 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang. Pasukan Soviet bergerak cepat dan pemerintahan AS khawatir Soviet akan menduduki seluruh Korea. Pada Agustus 10, pemerintah AS memutuskan untuk mengajukan garis 38 sebagai garis pemisah antara area yang dikuasai oleh Soviet di utara dan area yang dikuasai oleh AS di bagian selatan. Pemisahan dipilih karena akan menempatkan Seoul dibawah kontrol Amerika. Secara mengejutkan bagi Amerika Serikat, Soviet menerima tawaran tersebut. Persetujuan dituangkan dalam Perintah Umum No. 1 (disetujui pada 17 Agustus 1945) atas menyerahnya Jepang. Pemisahan menempatkan 16 juta warga Korea dalam zona Amerika dan 9 juta di zona Soviet.
Tentara Soviet memulai pendaratan amfibi di Korea pada 14 Agustus dan segera mengambilalih wilayah timur laut, dan pada 16 Agustus mereka mendarat di Wonsan. Pada 24 Agustus, pasukan merah berhasil mencapai Pyongyang. Tentara AS tidak sampai di selatan hingga 8 September.
Pada September 19, Kim Il-Sung dan 66 pasukan tentara merah lainnya tiba di Wonsan. Mereka bertarung dengan Jepang di Manchuria pada 1930-an namun tinggal di Uni Soviet dan berlatih dengan Pasukan Merah hingga 1941. Pada 14 Oktober, Soviet memperkenalkan Kim kepada warga Korea Utara sebagai pahlawan gerilya.
Pada Desember 1945, di Konferensi Moskow, Uni Soviet setuju pada proposal AS mengenai Wilayah Perwalian atas Korea hingga lima tahun. Kebanyakan warga Korea menghendaki kemerdekaan dengan segera, tetapi Kim dan kelompok Komunis lainnya mendukung ide wilayah perwalian tersebut dengan tekanan dari pemerintah Uni Soviet. Cho Man-Sik menentang proposal tersebut saat rapat umum pada 4 Januari 1946 dan menghilang dalam tahanan rumah. Pada 8 Februari 1946, Komite Rakyat direstrukturisasi yang didominasi oleh Komunis. Rezim baru melakukan perubahan kebijakan redistribusi tanah, nasionalisasi industri, reformasi hukum buruh dan kesetaraan perempuan.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Cumings, Bruce (2005). Korea's Place in the Sun: A Modern History. New York: W. W. Norton & Company. hlm. 182. ISBN 978-0-393-32702-1.
- ^ Cumings, Bruce (2005). Korea's Place in the Sun: A Modern History. New York: W. W. Norton & Company. hlm. 174–175, 407. ISBN 978-0-393-32702-1.
- ^ Robinson, Michael E (2007). Korea's Twentieth-Century Odyssey. Honolulu: University of Hawaii Press. hlm. 84–86. ISBN 978-0-8248-3174-5.
- ^ Lone, Stewart; McCormack, Gavan (1993). Korea since 1850. Melbourne: Longman Cheshire. hlm. 184–185.