Suku Etoro
Etoro atau Edolo adalah suku di Papua Nugini. Wilayah mereka meliputi lereng selatan Gunung Sisa, di sepanjang ujung selatan pegunungan tengah Nugini, di dekat Dataran Tinggi Papua. Suku ini dikenal oleh para antropolog karena ritual homoseksualnya. Suku Etoro percaya bahwa laki-laki muda harus menelan sperma tetua mereka setiap harinya dari umur 12 hingga 17 untuk mencapai status pria dewasa. Etoro percaya bahwa setiap orang memiliki kekuatan kehidupan dan konsentrasi kekuatan kehidupan terbesar ada di dalam sperma. Kekuatan kehidupan ini berpindah ke orang lain melalui hubungan seksual. Perempuan dianggap membuang kekuatan kehidupannya jika tidak hamil setelah berhubungan seks. Semakin tua seseorang, tubuh mereka semakin lemah, dan ini dikaitkan dengan berkurangnya kekuatan kehidupan.
Pernikahan
[sunting | sunting sumber]O'Neil dan Kottak setuju bahwa sebagian besar laki-laki menikah dan memiliki hubungan heteroseksual dengan istrinya. Akibat ketakutan bahwa seks heteroseksual dapat membuat mereka mati lebih awal dan keyakinan bahwa seks homoseksual memperpanjang hidup, hubungan heteroseksual lebih difokuskan pada reproduksi.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- Knauft, Bruce M, What Ever Happened to Ritualized Homosexuality? Modern Sexual Subjects in Melanesia and Elsewhere, Annual Review of Sex Research, 2003. (Accessed Nov. 5, 2006)
- Kottak, Conrad Phillip. Cultural Anthropology, 12th Ed. New York: McGraw-Hill, 2008.
- O'Neil, Dennis, SEX AND MARRIAGE: An Introduction to The Cultural Rules Regulating Sexual Access and Marriage Diarsipkan 2002-08-05 di Wayback Machine., Behavioral Sciences Department website, Palomar College, San Marcos, California (Accessed Nov. 5, 2006)
- Kelly, Raymond, Witchcraft and Sexual Relations, In P. Brown, and G. Buchbinder (eds.), Man and Woman in the New Guinea Highlands, 1976 (no electronic version available)