Syekh Balubuih
Syekh Mudo Abdul Qadim Balubuih atau lebih dikenal dengan sebutan Syekh Balubuih (lahir 1875 – meninggal 1957)[1] adalah seorang ulama sufi dan tokoh pengembang Silek Kumango. Ia mengajar di Surau Belubus dan mempunyai banyak murid dari bebarapa daerah di Sumatra. Surau Belubus adalah salah satu pusat Tarekat Naqsabandiyah di Minangkabau.[2]
Syekh Balubuih menghabiskan masa kecilnya dengan belajar ilmu agama. Ia berguru kepada beberapa ulama terkemuka seperti Syekh Abdurrahman Batuhampar (kakek Mohammad Hatta), Syekh Muhammad Saleh Padangkandih, dan Syekh Abdurahman Kumango. Dari guru gurunya tersebut, ia menerima bebearap ijazah, salah satunya ijazah Tarekat Samaniyah dari Syekh Abdurahman Kumango.[2]
Setelah berguru dari beberapa syekh, ia membina surau di Balubuih, tepatnya di Jorong Balubuih, Nagari Sungai Talang, Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota. Surau ini berada di areal persawahan yang memiliki suasana yang tenang untuk belajar dan berlatih ilmu sufi. Surau ini terdiri dari beberapa ruangan, selain kamar syekh, terdapat ruang shalat berjemaah dan tempat suluk ketika Ramadhan dan bulan Zulhijjah.[2]
Di samping surau, terdapat dua ruangan batu yang terdiri atas dua lantai, yang digunakan untuk latihan Silek Kumango. Pelajaran Silek Kumango terdiri atas beberapa bagian. Pertama, murid diajarkan melangkah (kuda-kuda). Setelah itu, diajari gerakan pacah anam, yaitu enam kelompok gerakan ketika berhadapan dengan lawan.[2]
Karya
[sunting | sunting sumber]- As-Sa’adatul Abdiyah fima Ja’a bihin Naqsyabandiyah (2 edisi)
- Risalah Tsabitul Qulub (2 jilid)
- Al-Manak