Getah perca
Getah perca | |
---|---|
Palaquium | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Asterid |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Palaquium
|
Species | |
Kira-kira ada sekitar 100-120 spesies, termasuk: |
Getah perca atau Palaquium adalah salah satu tumbuhan asli Nusantara yang tersebar di Indonesia bagian barat dan Semenanjung Malaya. Tumbuhan ini juga terdapat Australasia, Taiwan bahkan sampai ke Kepulauan Solomon. Getah perca merujuk pada pepohonan dari genus Palaquium, famili Sapotaceae yang merupakan komoditas yang menghasilkan getah yang bersifat kaku, lembam secara alami, non konduktif dan termoplastik yang secara mayoritas dihasilkan oleh getah perca dari spesies Palaquium gutta (Yee, 2008). Pohon palaquium gutta tingginya 5–30 m dan berdiameter batang hingga 1 m. Daunnya hijau, tersusun spiral, sederhana, utuh, panjang 8–25 cm, hijau mengkilap di atas, dan sering berwarna kuning atau glaucous di bawahnya. Bunga-bunga diproduksi dalam kelompok kecil di sepanjang batang, masing-masing bunga dengan mahkota putih dengan empat hingga tujuh (kebanyakan enam) lobus akut. Buahnya adalah berry 3–7 cm, mengandung satu hingga empat biji; dalam banyak spesies, buahnya bisa dimakan
Ciri-ciri
[sunting | sunting sumber]- Pohon dengan tinggi sampai 30 meter dan diameter 0,5 meter.
- Berbatang tegak dengan warna merah kecoklat-coklatan
- Pepagannya berwarna kuning sampai merah dan bergetah putih.
- Berdaun tunggal dengan bentuk bundar telur sungsang sampai jorong.
- Bunga mengelopak pada ketiak daun.
- Tumbuh di hutan tanah rendah dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.
Kegunaan
[sunting | sunting sumber]Tumbuhan ini mempunyai kelas keawetan IV dan kelas kekuatan II. Sehingga cocok digunakan sebagai bahan bangunan, alat rumah tangga, alat olahraga mahupun alat musik tradisional. Getahnya (terutama P. gutta) dapat disadap unutk pembuatan mainan anak-anak. Bijinya mengandung kadar lemak yang tinggi.
Indonesia saat ini merupakan satu-satunya negara yang memiliki perkebunan getah perca di dunia, setelah perkebunan serupa di Brazil dikonversi ke tanaman lain. Kebun seluas 282,88 hektar ini berlokasi di Afdeling III Cipetir, Kebun Sukamaju, PT Perkebunan Nusantara VIII yang telah beroperasi berikut pabrik pengolahannya sejak zaman Belanda. Bahan baku pembuatan getah perca di Pabrik Cipetir adalah daun berikut ranting kecil dari pohon getah perca yang kemudian digiling dengan menggunakan batu besar. Hasil gilingan dimasak sampai 75oC agar getah keluar dari pembuluh daun, kemudian di-folatsi dengan air dingin, setelah itu didinginkan dan disentrifugasi sehingga menghasilkan getah berwarna kekuningan. Selanjutnya dilakukan proses kimia yang meliputi tahap pemisahan damar, pengendapan getah, pemucatan dengan bahan pemucat clay terrana extra, penggilingan dan pengepakan. Getah perca hasil produksi Pabrik Cipetir berwarna putih ke-kreman memiliki nilai rata-rata kadar air 6,09% (5,26%-6,97), kerapatan 1.01 g cm-3 (0,96-1,3 g cm-3), kadar abu 0,074% (0,051-0,093%), suhu pelelehan 72,6 °C dan suhu dekomposisi 482,2 °C.
Dalam perkembangannya, getah perca digunakan untuk berbagai fungsi di bidang kedokteran gigi. Sebagai bahan cetak celah palatum, tes vitalitas gigi, tambalan, retraksi gusi dari tepi cavitas, serta yang paling populer dan tetap bertahan sampai saat ini adalah sebagai bahan pengisi saluran akar.
Secara kimia, getah perca adalah polyterpene, polimer isoprena, atau poliisoprena, khususnya (trans-1,4-poliisoprena). Struktur cis dari poliisoprena adalah elastomer lateks yang umum. Sementara karet lateks bersifat amorf dalam struktur molekul, getah perca (struktur trans) mengkristal sehingga lebih kaku. Dalam aplikasinya di dunia kedokteran gigi, getah perca harus dicampur dengan seng oksida, resin dan garam logam agar fungsinya lebih optimal
Sejauh ini belum ada penelitian metabolomik mengenai getah perca ini. Penelitian metabolomik dapat dilakukan terhadap beberapa varietas Palaquium gutta atau spesies dari genus Palaquium untuk menentukan varietas atau spesies yang menghasilkan getah perca yang paling besar jumlahnya dan kualitasnya paling baik. Kualitas getah perca dapat dilihat dari beberapa parameter yang telah disebutkan sebelumnya.